Tingkatkan Kualitas dan Mutu Tenaga Pengajar
Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) memiliki signifikansi dalam melestarikan keberlanjutan pendidikan Agama Islam dan nilai moral etis keislaman bagi masyarakat yang erat kaitannya dengan pembentukan karakter seseorang.
Oleh karena itu, para guru MDA harus mampu membenahi karakter dan perilaku anak. Sehingga dikemudian hari bisa memiliki generasi yang berprilaku baik, akhlakul karimah dan budi pekerti yang luhur.
Apalagi Kabupaten Solok sendiri memiliki program strategis untuk menuju Kabupaten Solok yang Alquran. Sehingga setiap pendidikan agama Islam baik di sekolah umum maupun di MDA/MDTA digenjot untuk pemantapan kualitas pembelajaran.
Mendukung langkah tersebut, Pemkab Solok menyelenggarakan Pelatihan Guru TPA/MDA se-Kabupaten Solok. Ketua pelaksana, Asep Ajidin mengatakan, jumlah peserta kegiatan ini diikuti 40 orang terdiri dari guru TPA/MDA di Kabupaten Solok. “Tujuan kegiatan ini, dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang profesional dalam melaksanakan tugas kependidikan TPA/ MDA di Kabupaten Solok,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Solok, Gusmal mengatakan, melalui pendidikan agama Islam merupakan tonggak dalam pembentukan karakter anak sejak dini. Sehingga diharapkan dapat menjadi perisai dari kencangnya arus modernisasi dan kebaratan yang bertentang dengan nilai-nilai budaya dan adat istiadat Minangkabau khususnya.
“Apalagi pada saat ini, mengajak anak belajar membaca iqra’ dan Alquran bukanlah pekerjaan mudah bagi para guru maupun orang tua. Karena kemajuan teknologi bisa menjadi tantangan terbesar dalam memperkenalkan iqra’ maupun Alquran kepada anak-anak.
Gusmal menambahkan, pelatihan guru TPA/MDA yang dilaksanakan ini merupakan sarana untuk meneguhkan iman dan taqwa kepada Allah SWT dengan menguatkan ukhuwah islamiah dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu tenaga pengajar. Serta mewujudkan SDM yang profesional dalam melaksanakan tugas kependidikan TPA/ MDA di Kabupaten Solok.
Gusmal menjelaskan, tujuan MDA itu harus jelas, ada subjek (guru), objek (santri) muatan atau materi yang baku, sarana dan prasarana yang memadai, dana, struktur organisasi yang jelas dan adanya evaluasi bagi pengajar terhadap santrinya.
“Mari kita bersama-sama membentuk karakter anak-anak kita menjadi jati dirinya, jangan segan untuk menegur anak kita berperilaku yang menyimpang seperti LGBT dan narkoba yang mulai marak di daerah kita,” jelasnya.
Gusmal juga mengharapkan generasi muda dapat memenuhi masjid setiap program Magrib Mengaji dan Subuh Berjamaah. Menurutnya Subuh berjamaah dan Magrib Alquran menjadi program utama yang harus dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan di Solok karena kegiatan tersebut juga kewajiban selaku umat Islam.
“Saya masih jarang melihat anak-anak kita datang ke masjid pada Subuh dan Magrib, program ini harus segera kita maksimalkan. Untuk itu, kepada MDA harus menjadi ujung tombak dalam merealisasikan program tersebut,” jelasnya. (vko)
Komentar