Tantangan Petugas Damkar Kota Solok Cukup Komplit di Lapangan

PEMASOK—Salah satu lokasi pemasok air bagi petugas mobil pemadam kebakaran (Damkar).

SOLOK, METRO–Banyak tantangan yang dihadapi petugas pe­ma­dam kebakaran (Damkar) di lapangan cukup komplit. Selain faktor keselamatan yang diprioritaskan, prilaku masyarakat di lapangan juga menuntut kesabaran petugas.

Bahkan, tak jarang um­patan harus diterima pe­tugas tatkala dianggap lamban dalam pena­nga­nan bencana kebakaran. Selain faktor tersebut, ke­su­litan untuk mendapatkan sumber air yang bisa di­man­faatkan dengan cepat untuk melakukan pengisian ulang tangki Damkar juga sangat mendukung.

Ketika berbincang de­ngan Komandan Regu 3 Damkar Kota Solok Syaf­rizal, banyak hal yang te­rungkap dibalik ke­siap­siagaan petugas.  Dia­kui­nya, petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) di­tuntut untuk bekerja cepat dan tepat dalam mena­ngani berbagai musibah kebakaran yang terjadi. Hal itu menjadi pegangan bagi seluruh personil Dam­kar Kota Solok. Pantang pulang sebelum padam.

“Dalam berbagai mu­sibah kebakaran yang te­r­jadi, Damkar tentunya men­­jadi garda terdepan. Selain butuh personil yang siap dan terlatih, juga di­per­l­ukan dukungan sarana dan pra­sarana yang me­madai,” ujar Syafrizal, ke­marin.

Soal pasokan air, sebe­tulnya, Kota Solok punya hidrant atau pasokan air yang cukup memadai untuk isi ulang tangki mobil pe­madam. Terlihat satu di pasar semi modern dan satu di pos satpam taman kota.

Namun menurut Syaf­rizal, petugas terkendala dengan minimnya pera­latan pendukung, salah satunya pompa portabel. Memang ada pompa elek­trik berkapasitas besar di lokasi, namun ketika mu­sibah kebakaran terjadi terkadang secara otomatis listrik dipadamkan se­hing­ga tidak bisa digunakan.

“Kami butuh minimal dua pompa portabel untuk mendukung kecepatan isi ulang mobil damkar, saat ini kami hanya bisa isi u­lang di depan kantor Balai­kota dan itupun renca­na­nya akan ditutup karena membahayakan pengguna jalan,” ujar Syafrizal.

Selain itu, petugas Dam­kar Kota Solok juga sedikit mengeluhkan per­lengkapan personil yang masih belum memadai, terutama sepatu anti api dan juga kelengkapan lain­nya sehingga keselamatan personil bisa terjaga.

Bahkan saat ini, pe­tugas damkar Kota Solok harus memanfaatkan se­patu di­nas harian dalam proses pemadaman, hal ini sangat beresiko karena sepatu je­nis tersebut tidak dirancang untuk tahan api dan juga potensi bahaya lainnya.

Sementara daya du­kung operasi, Damkar Kota Solok saat ini punya empat mobil pemadam yang siap tempur. Sementara ada mobil Damkar yang difung­sikan sebagai foreder, khu­sus untuk suplai air kali atau pengairan. “Jumlah personil piket kita saat ini ada 88 orang, dan dibagi dalam tiga regu,” terang Syafrizal.

Selama ini, Damkar Ko­ta Solok dinilai sangat tang­gap dengan berbagai pe­ris­tiwa kebakaran, bahkan juga ke daerah tetangga. Tidak jarang, personil Dam­kar turun tangan mem­bantu pamadaman api.

Terlebih lagi, Kota Solok merupakan daerah pe­nyang­­ga lantaran letaknya yang sangat strategis, saat mu­­sibah kebakaran terjadi, ti­dak ada lagi batas ad­mi­nis­trasi karena me­nyang­kut ke­selamatan masyara­kat. (vko)

Exit mobile version