Persoalan Pasar Raya Solok seperti menjadi Masalah Warisan

Wakil Wali Kota Solok Rahmadhani Kirana

SOLOK, METRO–Di era kepemimpinan pasangann Walikota dan Wakil Walikota Solok, Zul Elfian/ Ramadhani Kirana Putra,ý seakan diuji untuk meyelesaikan persoalan Pasar Raya Solok yang seakan menjadi persoalan “warisan” selama ini. Dini­lai banyak pihak kedua sosok ini cukup mampu menjawab tantangan atas berbagai persoalan yang ada di Kota Solok.

Wakil Wali Kota Solok Rahmadhani dalam rapat koordinasi (Rakor) dengan pejabat daerah soal penye­lesaian persoalan Pasar Raya Solok menegaskan, ada keinginan pemerintah untuk menciptakan pasar raya solok yang bersih, sehat dan higienis. Untuk itu, diapun berharap, untuk langkah perbaikan Pasar Raya Solok harus dimulai dari perencanaan yang harus tersusun dengan rapi.

“APBD Kota Solok Ta­hun 2022 harus kita prio­ritaskan untuk Pasar Raya Solok, sehingga akhir tahun 2022 sudah nampak ha­silnya,” tegas Rahma­dha­ni.

Adapun prioritas da­lam penanganan pasar lanjut­nya, yakni mengenai atap pasar, cat pasar, kios yang tidak terpakai, dan drai­nase pasar. Sehingga nan­tinya keluhan atas persoa­lan pasar yang selama ini menjadi persoalan dapat teratasi.

Namun demikian ter­kait persoalan Pasar Raya Solok bukan kali ini saja upaya yang dilakukan Pem­ko Solok. Bahkan, da­lam menyelesaikan per­soa­lan pasar raya selama ini seakan menggerogoti wibawa pemerintahan ser­ta telah merugikan ma­syarakat secara tidak lang­s­ung.

Tidak dapat dipungkiri, persoalan lama yang sea­kan tidak pernah selesai di Kota Solok selama ini me­mang telah menguras e­nergi serta menggerogoti wibawa pemerintah selaku pengambil kebijakan. Na­mun kenyataannya per­soa­lan tersebut memang telah menjadi persoalan warisan karena setiap ta­hun dan dari masa ke masa kepemimpinan di Kota So­lok, persoalan tersebut tetap saja ada.

Dalam pengelolaan Pa­sar Raya Solok, setiap ta­hun yang dikeluhkan oleh masyarakat pedagang dan pengunjung pasar selalu kondisi pasar yang sum­pek, bau dan kotor. Belum lagi penataan parkir kenda­raan dikawasan tersebut yang menambah kesem­berautan pasar yang jauh dari kesan nyaman dan aman.

Sejak dulu Kota Solok begitu bangga dengan le­tak­nya yang strategis di­sim­pul trans sumatra ba­gian tengah. Bahkan de­ngan letak strategisnya Kota Solok akan menjadi daerah persinggahan bagi masyarakat luar yang hen­­dak bepergian kese­jumlah daerah di Sumatra Barat.

Dan Pasar Raya Solok akan menjadi tujuan m­a­sya­rakat yang kebetulan melintas di Kota Solok un­tuk berbelanja. Namun de­ngan kondisi pasar yang jauh dari rasa aman dan nyaman ditambah sulitnya kendaraan untuk parkir, membuat pengunjung ha­nya melewati Kota Solok saja untuk berbelanja di dierah Bukit Tinggi atau Kota Padang kecuali ter­paksa harus berbelanja di Pasar Raya Solok.

Pada hal Pasar Raya Solok merupakan penyum­bang terhadap pendapatan asli daerah (PAD) yang cukup besar bagi Pemko Solok meski dengan kondisi ýseperti itu. Semua pihak mungkin sepakat bahwa Pasar Raya Solok untuk saat ini merupakan potensi daerah sebagai penghasil PAD di Kota Solok.

Dan untuk membenahi kondisi Pasar Raya Solok jelas membutuhkan kebe­ranian dan ketegasan da­lam mengambil kebijakan tanpa didasari suatu ke­pen­tingan tertentu. Dalam rapat yang turut hadir, Kepala Dinas Perda­ga­ngan, Koperasi dan UKM Kota Solok Bujang Putra, Kepala Dinas PUPR Kota Solok Afrizal,

Kepala Dinas Perkim Kota Solok Jusmardi, Kabag Perekonomian Setda Kota Solok Milda Murniati, serta OPD terkait, langkah Pem­ko Solok untuk membenahi pasar raya sekan dimulai. Dan warga kota pun kem­bali menaruh harapan dan menanti sikap tegas Pemko Solok dalam menye­le­sai­kan benang kusut yang selama ini menjadi per­soalan Pasar Raya Solok. (vko)

Exit mobile version