SAWAHLUNTO, METRO–Pasca Simposium Internasional “ We Are Site Managers” edisi kedua yang digelar pada tanggal 23 – 27 Agustus 2025 dan Iven Road Race di Kandi pada tanggal 31 Agustus 2025. Para Pedagang kuliner yang dipindahkan dari Lapseg, GPK dan depan Koni pada tanggal 20 Agustus 2025 ke Silo mengungkapkan keluhannya akan sepinya pelanggan dan pengunjung yang membeli dagangannya, Selasa (2/9) di Silo.
Mereka merasa perpindahan pedagang yang berjumlah lebih dari 100 orang ini, merupakan perpindahan yang mendadak dan dipaksakan. Karena lokasi dagang di Silo itu sudahlah tidak memadai, dan tidak tertata rapi.
Ditambah dengan tiadanya fasilitas ibadah berupa mushola dan toilet yang hanya satu serta tiada air bersih. Juga diperparah adanya lobang besar dengan diameter lebih kurang 1 meter kedalaman lebih kurang 3 meter yang berada diantara parkiran motor menuju pedagang bakso Adi dan Pedagang minuman jus Basni, dari pantauan di lapangan lobang tersebut tidak tertutup dan dibiarkan menganga membahayakan pengunjung di malam hari. Apalagi lampu penerangan pada areal tersebut remang-remang.
Basni (56) pedagang pemilik kedai Jus Minuman mengeluhkan kondisi parahnya lobang di belakang lokasi kedainya yang tidak segera diantisipasi oleh Dinas Koperindag Sawahlunto. “Fasilitas toilet yang tidak ada air, sehingga banyak pengunjung yang membeli air mineral untuk cebok anak-anaknya dan dirinya. Sedangkan saya harus pergi ke Lapseg jika harus buang air besar dan kecil. Begitu juga dengan fasilitas ibadah, dimana saya harus pergi ke mushola Saringan jika ingin beribadah. Benar-benar melelahkan dan membutuhkan waktu, sementara kedai harus tinggal cukup lama,” keluhnya.
















