“Masih terdapat kesenjangan sebesar 14,06 persen yang menunjukkan bahwa sebagian masyarakat menggunakan produk keuangan tanpa pemahaman yang memadai terhadap manfaat dan risikonya,” ujar Roni.
Menanggapi kondisi tersebut, kata Roni, OJK terus mengakselerasi pelaksanaan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021—2025, dengan menyasar sepuluh kelompok prioritas, termasuk UMKM, nelayan, serta masyarakat di wilayah 3T.
“Berdasarkan data OJK, penyaluran kredit UMKM di Kepulauan Mentawai menunjukkan tren positif, tumbuh sebesar 13,8 persen secara tahunan (year-on-year). Hal ini mencerminkan adanya potensi signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif melalui perluasan akses keuangan,” tutur dia.
Menurut Roni, semakin tinggi tingkat literasi keuangan masyarakat, semakin baik pula kualitas pengambilan keputusan keuangan. Dampaknya tentu akan dirasakan pada peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
“Melalui sinergi antara OJK, pemerintah daerah, serta pelaku industri jasa keuangan, termasuk dalam program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN), diharapkan kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam mendorong percepatan literasi dan inklusi keuangan di Kepulauan Mentawai,” tutupnya. (rgr/rel)
















