Ditambah di musim kemarau ini sumber air di Batang Ombilin tersebut telah berkurang sebesar 70 cm. Inilah kendala-kendala yang menyebabkan di musim kemarau selama 3 bulan terganggunya ketersediaan air bersih.
Selain itu katanya, pihak PDAM Sawahlunto juga mengungkapkan jika musim hujan kendala yang ditemui yaitu selain pipa sering tertimbun longsor, yang lainnya kondisi pipa tersebut sudah banyak yang bocor. “Pipa yang ada sekarang banyak yang berusia tua dan puluhan tahun butuh revitalisasi pipa kedepannya,” ujarnya.
Dan juga kendaraan tangki PDAM Sawahlunto pun sudah berusia diatas 20 tahun, dimana untuk kontur kota Sawahlunto yang berbukit dan naik turun sudah tidak layak pakai lagi, berbahaya mengingat usia tangki tersebut yang sudah tua.
Melihat kendala-kendala tersebut dimana fasilitas pipa, pompa dan tangki yang sudah tua. PDAM Sawahlunto menganggarkan hingga Rp.86 miliar sampai tahun 2030.
“Untuk tahun 2026 PDAM memprioritaskan penganggaran kepada Kecamatan Barangin sebesar Rp. 22 miliar dan Kecamatan Talawi Rp. 17 miliar. Dimana anggaran tersebut untuk membeli sejumlah fasilitas urgen yang dibutuhkan oleh masing-masing Kecamatan yaitu Pompa baru berkekuatan besar dan perbaikan pipa yang sudah afkir,” paparnya.
Sebelumnya dari pertengahan tahun 2024 hingga pertengahan tahun 2025 PDAM Sawahlunto menghabiskan dana hingga Rp. 628 juta untuk memperbaiki sdm, manajemen dan fasilitas prioritas. Itu dioptimalkan demi memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat Sawahlunto. Dimana anggaran sebesar Rp. 628 juta berasal dari tagihan pelanggan. “Namun ke depannya pihaknya memang membutuhkan anggaran hingga puluhan miliar demi keberlanjutan dan pelayanan yang optimal,” tandas. (pin)




















