SAWAHLUNTO, METRO–Direktur PDAM Sawahlunto Julmadizon ST menyebutkan hingga tahun 2030 membutuhkan asupan hingga Rp. 86 miliar agar agar memberikan pelayanan yang optimal dan menyehatkan segala bentuk fasilitas yang saat ini sudah tua. Diungkapkannya ketika Jumpers yang terlaksana antara Walikota Sawahlunto Riyanda Putra dan Wakil Walikota Jeffry Hubatullah di Balairung rumah dinas Walikota, Kamis (3/7) sore.
Disaat musim panas dimana curah hujan yang sangat kecil, PDAM sendiri mengalami berbagai kendala untuk memenuhi air bersih. Untuk kecamatan Lembah Segar yang air bersih berasal dari IPA Lunto dan Batu Tajam jika hingga akhir Agustus 2025 curah hujan kurang maka boleh dikatakan ketersediaan air bersih tidak akan ada alias nol, maka Kecamatan Lembah Segar bisa kesulitan air ini diakibatkan debit air yang tidak tersedia lagi.
“Bagi Kecamatan Barangin ketersediaan air bersih selama musim panas ini dapat diatasi dengan bantuan bak penampungan Kayu Gadang yang airnya berasal dari Batang Ombilin Rantih. Namun hal tersebut tidak maksimal disebabkan pompa di IPA Rantih berkekuatan 24 liter/detik,” ungkap Julmadizon.
Sedangkan bantuan air dari IPA Kandi, kata Julmadizon, sudah tidak bisa diharapkan disebabkan ketersediaan air di IPA Kandi sudah berkurang hingga 3 meter karena minimnya curah hujan di kemarau panjang. Untuk PDAM sendiri pihaknya mengajukan proposal ke berbagai pihak yang bisa membantu untuk memberikan bantuan pompa yang berkekuatan 70 liter/detik sehingga bisa memenuhi pelayanan yang optimal di Kecamatan Barangin dan menjangkau sebagian besar Kecamatan Lembah Segar.
Dan bisa sebagai solusi dalam ketersediaan air bersih selama kemarau panjang jika sukses membeli pompa dengan kekuatan 70 liter/detik tersebut.
“Sementara untuk Kecamatan Talawi, memiliki kendala yang sama dimana pompa yang dimiliki untuk IPA Batang Ombilin tersebut sudah berusia lebih 20 tahun. Sehingga sangat terkendala dalam operasionalnya. Apalagi kalau sempat pompa tersebut rusak untuk memperbaikinya butuh waktu,” terangnya.