SAWAHLUNTO, METRO–Kementerian Agama (Kemenag) Sawahlunto Fasilitasi kegiatan FGD (Focus Group Discussion) terkait Penguatan Deteksi Dini Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan tingkat Kota Sawahlunto, Kamis (19/6). Dalam penjelasannya Kasi Binmas Kemenag Sawahlunto Apgreadisman menyebutkan FGD ini diikuti oleh 20 orang peserta dari unsur Kemenag Sawahlunt, KUA, Organisasi Islam, dan media massa.
“Diskusi ini bertujuan meminimalisir benih-benih terjadinya konflik sosial yang bersinggungan dengan keagamaan,”ujar Apgreadisman
Dikatakan Apgreadisman, dari awal kita mesti mengetahui dari tiap Kecamatan yang ada di kota Sawahlunto.
Dari tim yang disebar pada 4 KUA di Kota Sawahlunto, Kemenag sendiri sudah menyiapkan quisioner untuk mengetahui apakah ada di tingkat Desa/Kelurahan yang terdapat konflik keagamaan yang bisa saja terpicu.
“Namun Alhamdulillah dari hasil quisioner sejak bulan Januari hingga Maret 2025 hasil yang diperoleh nihil. Quisioner dijalankan per triwulan, selalu dipantau perkembangan di masyarakat deteksi dini konflik keagamaan tersebut. Sehingga bila ada langsung dilakukan pencegahan dan diatasi sebelum jauh berkembang,” ujarnya.
Kepala Kemenag Sawahlunto Dedi Wandra dalam sambutannya, mengungkapkan dikarenakan Kota Sawahlunto adalah masyarakat yang majemuk, dan di Indonesia ada 6 agama yang diakui. “Maka, sebagai peringatan dini dan menjaga kerukunan umat beragama,” kata Dedi Wandra.