Deputi Kementerian Koordinator Perekonomian Ferry Irawan menyampaikan, pentingnya koordinasi di tingkat TPID dalam rangka merespon ketidakpastian global khususnya pascapenetapan tarif resiprokal Amerika Serikat.
Berbagai upaya didorong untuk memastikan pertumbuhan ekonomi nasional tetap kuat dengan inflasi yang tetap terjaga di kisaran 2,5% ± 1% (yoy). Terkait hal tersebut, Direktur Jenderal Kemendagri, Restuardy Daud, menekankan pentingnya identifikasi potensi dampak di sisi pasokan akibat kebijakan tarif, sehingga antisipasi dapat dilakukan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Upaya penguatan program GNPIP 2025 difokuskan pada lima hal. Pertama penguatan produktivitas pertanian secara end-to-end. Kedua penguatan pasokan dan efisiensi rantai pasok melalui kerja sama antar daerah untuk kelancaran distribusi pangan.
Ketiga optimalisasi kerja sama antar daerah dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). Keempat dukungan fiskal baik pusat maupun daerah dalam meningkatkan ketahanan pangan serta kelima digitalisasi pembayaran pada kegiatan operasi pasar. (rel)




















