SAWAHLUNTO, METRO–Mempelajari pengelolaan dan pendampingan Kampung Zakat Kemenag Kota Sawahlunto kunjungi Kemenag Lebak, Banten, Senin (28/10). Rombongan Kemenag disambut baik oleh Kepala Kantor Kemenag Lebak. Masyhudi beserta jajaran antusias menyambut niat baik Kemenag Kota Sawahlunto dalam rangka sama – sama memajukan Kampung Zakat.
Kepala Kantor Kemenag Sawahlunto, Dedi Wandra, menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan langkah strategis dalam meniru praktik baik yang telah diterapkan oleh Kemenag Lebak di Kampung Zakat mereka.
Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya mempelajari keberhasilan Kemenag Lebak dalam mengelola zakat agar bisa diterapkan di Sawahlunto.
“Ini merupakan Kegiatan silaturahmi sekaligus Studi dari hal –hal yang baik dan Kami berharap dapat mengadopsi dan menyesuaikan metode yang sudah terbukti berhasil di Lebak agar program Kampung Zakat di Sawahlunto lebih berdampak,” ujar Dedi.
Penyambutan kunjungan ini dipimpin langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Lebak, Masyhudi. Ia menyampaikan apresiasi atas ketertarikan Kemenag Sawahlunto.
Ia menjelaskan, Kampung Zakat di Lebak telah menjadi program percontohan dalam mendorong kemandirian masyarakat melalui pola pengelolaan zakat yang berfokus pada perubahan pola pikir warga dari penerima zakat (mustahik) menjadi pemberi zakat (muzakki).
“Ini penting untuk menciptakan keberlanjutan kesejahteraan di masyarakat yang dikelola oleh Kemenag Lebak” ujarnya
Senada dengan itu Penzawa (Pengelola Zakat dan Wakaf) Kemenag Lebak, Abdul Basit memaparkan pentingnya pendekatan ini, yang sejak awal mengedepankan transformasi sosial.
“Mengubah pola pikir adalah kunci, masyarakat tidak hanya harus dibantu secara materi, tetapi juga didorong untuk mandiri. Program Kampung Zakat kami berupaya agar masyarakat yang dulu terbiasa menerima zakat bisa menjadi mandiri, dan bahkan menjadi muzakki yang berkontribusi,” jelasnya.
Lebih lanjut, abdul Basit menjelaskan Sejak pertama kali dirintis pada 2018, Kampung Zakat Lebak telah mengalami perkembangan pesat meski sempat terkendala bencana alam yang menghantam kawasan tersebut. Salah satu produk andalan mereka, kripik cinta, sempat terkena imbas banjir besar.
Namun, bukannya berhenti, Kemenag Lebak merintis kembali program kemandirian dengan fokus pada pelatihan dan pengembangan keterampilan masyarakat. Program ini kemudian dikenal dengan nama “Soung Ilmu “.
“Program Kemandirian “Soung ilmu” mengakomodir 5 program kampung zakat diantaranya , tempat mengaji, pelatihan pemasaran digital, dakwah penyuluh agama, pelatihan dan pengembanganagn UMKM dan literasi pendidikan” jelas Abdul
Sebagai tanda penghargaan dan ucapan terimakasih, kegiatan studi tiru sekaligus silaturahmi ini ditutup dengan sesi pertukaran cendera mata antara kedua Kepala Kantor. (pin)