Riyanda-Jefrry Jika Memimpin, Istilah Walikota Malam Tak Ada

SAMPAIKAN—Riyan, saat sampaikan visi dan misinya pada masyarakat di kediaman pak Hasan Basri, Dusun Simpang Desa Kolok Mudiak, Selasa (2/10).

SAWAHLUNTO, METRO–Bagi Riyanda-Jefrry ke­depannya jika Paslon nomor urut satu (1) memimpin maka istilah Walikota ma­lam tidak ada.  Dan juga tidak akan menggubris kampanye kolot, atau kampanye yang tidak ada ba­han artinya kampanye yang menggiring isu-isu ke ma­syarakat untuk menjatuhkan Paslon nomor urut satu (1) sering dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, tapi Riyanda-Jefri tidak memperdulikan kampanye kolot yang tersebar.

Tanggapan tersebut diungkapkan oleh Riyanda-Jefri saat menyuarakan program-program dan visi-misinya.   “Walikota malam tidak ada, Walikota dan Wakil Walikota adalah Ri­yanda-Jefry bekerja siang malam. Kampanye kolot itu bukan lah persoalan. Sa­wahlunto harus kembali ke masa jayanya, banyak PR dan inovasi yang akan di­rubah. Jadi perubahan mes­ti dilakukan namun tidak akan dirubah dari nol, namun perubahan adalah bentuk perbaikan untuk menuju pembaharuan demi kemajuan Kota Sa­wahlunto,” ujar Riyan, Selasar (1/10) di kediaman pak Hasan Basri, Dusun Simpang Desa Kolok Mudiak.

Selain Paslon nomor urut 1 Riyanda-Jefri beserta istri juga dihadiri oleh Ketua LKAAM Sawahlunto Dt. Dahler, Ketua KAN Ko­lok Dt. Erichan Bai, Pengusaha Tambang H. Idris, Juru Kampanye Hasjoni dari Partai Demokrat, mantan Wakil Walikota 2003-2008 Fauzi Hasan, anggota DPRD Sawahlunto dari PKS Lazuardi, Taufik Syahrial (Tarjok) dari Nasdem, serta masyarakat Kolok Mudiak. (pin)

Exit mobile version