Tradisi “Bantai Adat” di Nagari TBA dan TBA Selatan, 8 Ekor Kerbau Disembelih di Dua Nagari 

SEMBELIH—Seteah delapan ekor dibantai di dua nagari, warga secara bersama membuka kulit kerbau untuk selanjutnyan dimasak.

SIJUNJUNG, METRO–Bupati Kabupaten Sijunjung Benny Dwifa Yus­wir menghadiri acara tradisi membantai kerbau secara adat. Tradisi Bantai Adat digelar di pokan komi jorong pincuran tujuah Nagari Tanjung Bonai Aur Selatan, kemarin.

“Sebanyak 8 ekor kerbau disembelih masya­rakat Nagari Tanjung Bonai Aur Selatan dan Ma­syarakat Tanjung Bonai Aur Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat, dalam tradisi Bantai Adat 2024 yang digelar menjelang Ramadhan, kemarin.” Ungkap Benny Dwifa.

Diketahui, kata Benny Dwifa, bahwa bantai adat diyakini oleh masyarakat setempat sebagai tradisi untuk menjalin kebersamaan dan mempererat tali silaturahim menyambut Ramadhan.

Pada kesempatan itu turut di dampingi Ketua TP-PKK Sijunjung Ny. Ne­dia Fitri Benny Dwifa, Kadis Kominfo David Rinaldo, Kadis Pertanian Ronaldi, Kadis DMPMN Joni Antonius, Kadis Pe­r­kim LH Arif Meigayanto dan pendamping lainnya.

“Terimakasih dan ap­reasi untuk ninik mamak yang masi menjaga budaya hingga smpai saat ini,”ungkap Bupati Benny saat menghadiri kegiatan tersebut.

Melihat antusias ma­syarakat dan seiring dengan perkembangan zaman bantai adat yang menjadi budaya akan kita masukan ke agenda pariwisata di Sijunjung Ranah Lansek Manih yang kita cintai ini.

Kemudian, Ia berha­rap dengan adanya tradisi bantai adat ini dapat mendukung program pemerintah dalam mencukupi protein hewani guna mengatasi stunting di Sijunjung.

Semoga Kekayaan budaya yang kita miliki ini menjadi daya tarik wisa­tawan dari dalam dan luar negeri.

“Tetap pertahankan dan lestarikan budaya ini smpai generasi menda­tang,”pesannya.

“Generasi muda, milenial kita wajib kita libatkan, sehingga mereka jadi tahu dan kenal dengan budayanya sendiri, “Jika generasi muda millenial kita paham dan tahu budaya ‘Ban­tai Adat’ ini, Insya Allah akan terus lestari,” katanya.

Niniak mamak S. Datuak Sumu Rajo menjelaskan kegiatan ini sudah dilakukan sejak jaman ne­nek moyang, jelang datangnya bulan puasa setiap tahunnya. Tradisi ini merupakan adat budaya,’’ kata dia.

Selain itu, Bantai Adat ini sebagai wujud rasa kegembiraan masyarakat setempat dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

“Daging yang diperoleh dengan cara membeli pada trasisi membantai kerbau ini akan digunakan sebagai bekal selama men­­jalankan ibadah puasa, baik untuk sahur maupun berbuka puasa,”jelasnya. (ndo)

Exit mobile version