Kementerian LHK Tinjau TPA Kayu Gadang

TINJAU TPA— Wakil Wali Kota Zohirin Sayuti bersama Ditjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup melihat TPA Kayu Gadang di Kota Sawahlunto.

SAWAHLUNTO, METROSampah di Sawahlunto akan diolah menjadi bahan bakar pembangkit listrik. Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Lim­bah dan Bahan Beracun Berbahaya (Ditjen PSLB3) Kementerian Ling­kungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) menyatakan, bersedia mem­bantu membuat teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) untuk pengolahan sampah di Kota Sawahlunto sehingga sampah di kota itu bisa diproses menjadi energi alternatif untuk pembangkit listrik.

Kepala Sub Direktorat Pemantauan dan Evaluasi Direktorat Penanganan Sampah Kementerian LHK Ari Sugasri ketika meninjau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kayu Gadang Kota Sawahlunto, Rabu (18/5) mengatakan, direncanakan program RDF untuk Sawahlunto itu dilaksanakan pada tahun 2023 mendatang.

“Kami sekarang me­lakukan peninjauan lapa­n­gan untuk melihat kela­yakan dari TPA Kayu Ga­dang ini untuk dibangun program RDF. Dari hasil pe­ninjauan kami ini prospeknya bagus, memenuhi persyaratan,” kata Ari.

Untuk kondisi infrastruktur jalan menuju TPA yang saat ini mengalami kerusakan karena bencana tanah longsor beberapa waktu lalu, Ari berpesan supaya Pemko Sa­wahlunto dapat segera melakukan perbaikan sehingga jalan tersebut dapat dilalui kembali.

Ari menjelaskan, me­ngenai RDF yaitu merupakan teknologi pengolahan sampah dengan membakar sampah plastik dan sampah lain yang mudah terbakar menjadi bahan bakar yang bisa digu­na­kan untuk pembangkit listrik.

“Ini solusi yang kami rasa sangat cerdas dalam pengolahan sampah. Ti­dak hanya menyelesaikan persoalan menumpuknya sampah plastik namun sekaligus juga mem­berikan kita alternatif energi terbarukan untuk pembangkit listrik, jadi kan sangat bagus dan manfaatnya menjangkau le­bih luas serta berkelanjutan,” ujar Ari menjelaskan.

Wakil Wali Kota Sa­wahlunto Zohirin Sayuti yang mendampingi Ari dalam peninjauan lapa­ngan itu menyebut Pemkot Sawahlunto dalam sarana pengelolaan sampah memiliki TPA Kayu Gadang dengan total luas lahan sembilan hektare. “Dari sembilan hektar itu se­karang bersisa yang belum digunakan seluas empat hektar. Nah yang empat hektar itu yang akan kita optimalkan fungsinya dengan dibangun menjadi pengolahan berbasis teknologi RDF, jadi bisa menjadi bahan bakar untuk pembangkit listrik,” kata Zohirin.

Wawako mengatakan terkait untuk perbaikan infrastruktur jalan yang rusak karena bencana longsor sudah mulai dikerjakan Pemko Sawahlunto.  “Sementara ini kita de­ngan APBD membangun jalan daruratnya dulu supaya cepat bisa dilalui kendaraan kembali, itu ta­hapannya sedang berjalan. Nanti untuk melengkapinya sudah kita ajukan juga pada Kementerian terkait, sekarang sedang dihitung kebutuhan anggarannya,” kata Zohirin. (pin)

Exit mobile version