ASN Kemenag Sawah­lunto Jadikan Anak Asuh Mantan Napi

DIJEMPUT— Mualaf Ali Akbar ketika dijemput Zulfahmi di Rutan Kelas II B Sawahlunto.

SAWAHLUNTO, METRO–Ali Akbar (23) asal Men­tawai mantan Napi Rutan Kelas II B Sawah­lunto telah mengakhiri masa hukumannya, Sabtu (29/1). Kebebasannya dijemput Zulfahmi, dan sedianya Ali Akbar akan dijadikan anak asuhnya.

Zulfahmi yang juga seorang Ustadz dan be­kerja sebagai ASN di ling­kungan Kemenag Sawah­lunto menceritakan, latar belakang kenapa dia mau menerima Ali Akbar untuk tinggal bersamanya. ” Ali Akbar ini seorang mualaf dan sudah khatam Al-Quran satu kali, sebelumnya dia beragama Nasrani bernama Viktor. Kisahnya waktu kecil dia diasuh o­rang tuanya yang beragama Islam, setelah umur 9 tahun diasuh tantenya yang beragama Kristen sampai berumur 14 tahun. Nama Ali Akbar pemberian dari ortunya, sedangkan nama Viktor pemberian tantenya,” tutur Zulfahmi.

Kepala Sub Saksi Pelayanan Tahanan Afrinaldi SIP Rutan Kelas II B Sa­wahlunto menjelaskan,  Ali Akbar merupakan pindahan dari Rutan Padang 22 Februari 2020. ” Sudah 2 tahun berada di Rutan Kelas II B Sawahlunto. Kepindahanya karena o­ver kapasitas. Dia terlibat kasus pencurian dengan kekerasan di Sipora Mentawai. Juga termasuk residivis, hukumannya saat ini 3 tahun. Dan pada hari ini dia bebas dan kami menyerahkan secara res­mi kepada Bapak Zulfahmi untuk dilakukan pembinaan dan diberikan solu­sinya, agar dia tidak terlibat de­ngan rekan-rekan masa lalunya,” ucap Afrinaldi.

Ali Akbar ini mempunyai perilaku menyimpang suka dengan sesama jenis, kata Afrinaldi, dia selain mencuri, juga melakukan tindakan menyimpang de­ngan sesama jenis dan menjadikannya mata pen­caharian. Itulah semenjak dia pindah ke Rutan Kelas II B Sawahlunto dan men­dapatkan pembinaan rutin, pengajian, mende­ngarkan ceramah dan me­lihat orang sholat terketuk hatinya untuk menjadi mualaf dan masuk Islam setelah 6 bulan disini,  Agustus tahun 2020.

Setelah mualaf Ali Akbar kembali menggu­na­kan nama pemberian ortunya. Dia rutin belajar mengaji, belajar sholat dan juga belajar Azan. Ali juga rutin melaksanakan puasa Senin-Kamis. “Melihat ketekunannya dalam bertobat, kami sangat berharap dia dapat be­rubah dan diberi kesempatan untuk menjadi yang lebih baik, agar masa de­pannya cerah setelah keluar dari Rutan Kelas II B Sawahlunto ini,” harap  Afrinaldi.

Ali Akbar saat ditemui koran ini mengisahkan, perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku dari kecil hingga sekarang. Menurutnya dia cuma sekolah sampai kelas 3 SD, tidak tamat sekolah, terlibat pergaulan yang tidak baik, sehingga terjadilah tindak pidana yang dilakukanya. “Kejadian dia sampai sam­pai ke ranah hukum karena dia habis melayani seseorang pelanggan, namun karena tidak membayar maka ketika orang tersebut tidur dia mencuri HP nya dan memukul pe­langgan tersebut dan dia kabur,” tuturnya. (pin)

Exit mobile version