Sijunjung Kekurangan Stok Vaksin, Selisih antara Vaksin 1 dan 2 Cukup Signifikan

VAKSINASI—Progres pelaksanaan vaksinasi terhadap masyarakat di Puskesmas Tanjung Gadang, Sijunjung.

SIJUNJUNG, METRO–Pencapaian vaksinasi di Kabupaten Sijunjung  baru mencapai 24.000 vaksin per­tama dan sekitar 8.000 yang sudah mengikuti vaksin ke­dua. Meski demikian animo masyarakat untuk me­ngi­kuti vaksin mulai tinggi. Hal itu dilihat dari partisipasi masyarakat yang hadir pa­da setiap kegiatan vaksin semenjak beberapa waktu terakhir.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung, drg Ezwandra menjelaskan, bah­wa terjadinya per­be­daan yang signifikan antara vaksin pertama dan kedua. “Jadi ada perbedaan yang cukup signifikan. Kemarin kita baru kedatangan vaksin berjumlah 327 vial dan ren­cana akan kita fokuskan untuk vaksin kedua, se­hingga tidak terlalu lama rentang waktu pemberian vaksin pertama dan kedua,” ungkap Ezwandra.

Kondisi tersebut dise­babkan karena kurangnya stok vaksin yang datang ke Sijunjung. “Karena kemarin ada selang beberapa ming­gu kita kekosongan stok vaksin,” ujar Ezwandra.

Dikatakan Ezwandra, pemberian vaksin pertama dan yang kedua harus me­ru­pakan merek vaksin yang sama. “Vaksin pertama dan yang kedua harus sama, kalau yang pertama Sinovac maka vaksin kedua juga Sinovac, begitu pun dengan merek lainnya,” kata Ez­wandra.

Dengan demikian sa­saran vaksinasi di Sijunjung masih banyak. “Sekarang kalau untuk animo ma­sya­rakat sudah cukup bagus, kesadaran mulai muncul. Hanya saja stok vaksin itu sendiri yang kurang saat ini. Sebenarnya kalau untuk pelaksanaannya kita di Si­junjung berapapun siap,” sebut Ezwandra.

Pada proses pelak­sa­naan­nya, vaksinasi di Sijun­jung tidak hanya melibatkan Dinas Kesehatan saja. Na­mun, juga instansi lain se­perti TNI-Polri dalam hal pengamanan dan pener­tiban selama proses vaksi­nasi berlangsung.

Sedangkan terkait pe­nanganan Covid-19 dan Isoman di Kabupaten Sijun­jung yang sempat menuai keluhan, terutama masalah kebutuhan hidup mereka. Pihaknya mengatakan, bah­wa Forkopimda Sijunjung tengah melakukan evaluasi terkait penanganan Covid di Sijunjung, terutama pelak­sanaan posko PPKM dan rumah isolasi di nagari yang dinilai masih belum efektif.

“Kalau kita di Dinkes lebih kepada obat-obatan dan pengawasan secara medis, dan itu diberikan kepada pasien yang khusus memiliki gejala. Kalau yang tanpa gejala tidak. Sedang­kan terkait hal lainnya mung­kin teknisnya ada di Posko PPKM nagari, tapi yang jelas kita tetap kor­dinasi dalam hal penanga­nannya,” ungkap Ezwandra.

Terkait ha itu memang diperlukan evaluasi ber­sama agar penanganan di tingkat nagari bisa terlak­sana dengan maksimal se­hingga berjalan dengan sesuai harapan. Termasuk penggunaan anggaran dana desa 8 persen untuk pe­nanganan Covid di setiap nagari. (ndo)

Exit mobile version