Di Balik Operasional Kereta Api Sibinuang Usai PSBB, Lokomotif Dijadikan Museum Wisata

Laporan : Efanurza Kota Pariaman
Kota Pariaman adalah salah satu kota yang berada di pesisir pantai Pulau Sumatera. Kota Pariaman saat ini dikomandoi Wali Kota Pariaman H Genius Umar dan Wawako Mardison Mahyuddin.

Atas dasar itulah hingga kini Kota Pariaman teurs belajar inovasi daerah langsung dari Kepala Badan Litbang (Penelitian dan Pengembaan) Kementrian Dalam Negeri, Agus Fatoni.

Untuk meningkatkan indek inovasi daerah Kota Pariaman, Wali Kota Genius Umar mengundang pembicara utama inovasi daerah yakni Agus Fatoni yang juga sebagai kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri RI.

Kota Pariaman yang memiliki potensi unggulan adalah di bidang pariwisata, maka dengan kondisi penurunan sektor pariwisata karena Covid-19 perlu dicarikan strategi percepatan pertumbuhan melalui berbagai inovasi.

Genius Umar meminta semua jajaran mengeluarkan ide dan inovasi baru untuk membuat destinasi baru pariwisata yang inovatif.

”Dengan demikian produk wisata Kota Pariaman akan mampu bersaing dengan destinasi lain di Indonesia,” ujarnya.

“Misalnya, bagaimana memaksimalkan keberadaan Kereta Api di Kota Pariaman dengan membuat destinasi dan sistem yang terpadu, termasuk membangun wisata edukasi perkereta apian, dan kita juga sedang meminta kepada Divre II PT KAI Sumbar untuk sebuah Kereta Api bekas beserta gerbongnya untuk kita jadikan museum Kereta Api Kota Pariaman,” ujarnya.

Genius Umar mengatakan bahwa potensi pariaman yang berada di pinggir laut dengan pantai yang indah akan menjadi destinasi wisata yang hebat dengan memanfaatkan inovasi serta sungai sungainya.

”Saat ini kita tengah mengembangkanya menjadi kawasan waterfront city, yang akan kita integrasikan, mulai dari dana pusat, provinsi, kota, desa/kelurahan dan CSR,” ujarnya.

Apalagi, dengan dimulainya beroperasinya kembali rute angkutan umum kereta api dari Padang menuju Kota Pariaman dan sebaliknya otomatis pariwisata daerahnya kembali mengeliat seperti semula di masa Normal Baru.

Dengan kembalinya beroperasi kereta api ini katanya, Pemko Pariaman juga tidak akan membiarkan begitu saja, karena saat ini Kota Pariaman masih berstatus normal baru.

”Kita telah siapkan di setiap stasiun pemberhentian yang ada di Kota Pariaman dengan petugas medis melakukan pemeriksaan suhu tubuh setiap penumpang yang turun, juga terdapat tempat cuci tangan dan handsanitizer yang wajib dilakukan oleh para penumpang yang hendak menaiki ataupun turun di stasiun dalam wilayah Kota Pariaman,” ujar Genius.

Apabila nanti ada penumpang yang suhunya diatas 37 derjat celcius, maka petugas medis akan segera menindak lanjuti dengan memisahkan penumpang tersebut dari lokasi keramaian, dan melakukan prosedur sesuai protokol Covid-19.

Genius Umar mengingatkan kepada Kadivre II PT. KAI Wilayah Sumbar, Insan Kesuma tentang permintaan Pemko Pariaman atas Lokomotif dan gerbong yang sudah purna dan disimpan digudang untuk dibawa ke Kota Pariaman sebagai museum kereta api.

Genius mengatakan, ia menjadi penumpang perdana rute kereta api dari Padang menuju Pariaman. ”Kita juga sampaikan ke PT. KAI wilayah Sumbar atas pengajuan permintaan lokomotif dan gerbong yang sudah tak terpakai lagi. Beberapa hari lalu kita juga sudah ajukan permintaan ini, dan sekarang saya ajak para kepala OPD untuk melihat langsung kondisi dari lokomotif dan gerbong kereta api tersebut, yang nantinya akan dibersihkan. Kemudian, direhab sehingga menjadi bagus dan indah kembali,” ujar Genius.

Kota Pariaman mempunyai sebuah sejarah tentang perkereta apian di Indonesia, dimana stasiun Pariaman dan jalurnya ini, dibangun sekitar tahun 1891-1894, dan pertamakali digunakan pada tahun 1908 oleh Belanda. ”Karena itu, Stasiun Pariaman ini telah dicatat sebagai salah satu bangunan cagar budaya yang di Pariaman,” ujarnya.

Sementara itu, Kadivre II PT. KAI Wilayah Sumbar, Insan Kesuma menyampaikan kepada wako, bahwa pihaknya telah menyetujui permintaan wako untuk menjadikan sebuah lokomotif dan satu gerbong yang akan dijadikan museum kereta api di Kota Pariaman.

”Lokomotif yang kita siapkan dan telah memasuki purna bhakti yakni lokomotif dengan nomor BB 303 78 10 yang merupakan tahun pembuatan tahun 1978, sedangkan untuk gerbong kita akan serahkan salah satu gerbong kereta api yang sempat viral dengan merek Dang Tuangku dengan tahun pembuatan 1958,” ujar Insan.

Nantinya, pihak PT. KAI juga siap untuk membantu pengangkutan lokomotif dan gerbong ini menuju Stasiun Kota Pariaman. Bahkan, pihaknya juga mempunyai tenaga ahli untuk mendesign ulang sesuai keadaan aslinya semasa kereta api ini di puncak kejayaannya. (***)

Exit mobile version