Kota Intoleran, Menuju Wisata Dunia, Daerah Tempat Kunjungan Wisata dan Studi Banding di Pariaman

STUDI BANDING—Dinas Pariwisata Kota Pariaman menjadi lokasi studi banding daerah lain.

Laporan:Efanurza Kota Pariaman

Kota Pariaman dibawah pimpinan Walikota Pariaman H Genius Umar sangat komitmen dalam memajukan daerahnya dalam segala bidang pembangunan. Tak heran lagi Kota Pariaman masuk 10 kota yang intoleran di Indonesia berdasarkan laporan lembaga setara institute.

Asisten I Setdako Pariaman, Yaminurizal mengungkapkan Kota Pariaman lebih mementingkan bagaimana masyarakatnya hidup lebih baik, perekonomian jalan, hidup beragama rukun dan tidak ada keluhan dari masyarakat.

Yaminurizal mengungkapkan bahwa Kota Pariaman dikenal dengan masyarakatnya yang homogen dan sudah hidup dengan baik. “Tiba-tiba ada yang menyatakan Kota Pariaman adalah kota yang intoleran, kita ingin tahu juga indikator yang dinilai apa, serta tujuannya apa. Karena penelitian tersebut harus dilakukan dengan data yang valid,” ujarnya.

Yaminurizal juga menjelaskan bahwa selama ini Pemerintah Kota Pariaman tidak memiliki masalah into­leran, bahkan ASN ada yang bera­gama selain Islam namun mereka nyaman-nyaman saja. “Diketahui, Kota Pariaman adalah daerah yang sa­ngat toleransi dan terbuka kepada semua pihak. Ini sesuai dengan visi dan misi Pemko Pariaman yang merupakan daerah tujuan wisata,” ujarnya.

“Kalau riset ini bedasarkan ilmiah, perlu dikaji secara ilmiah juga, namun jangan sampai mengganggu kebijakan daerah yang bisa membuat situasi ini tidak bagus bagi daerah”, tutupnya mengakhiri.

Apalagi Bappeda Kota Padangpanjang saat melakukan Kunjungan kerja ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, terkait startegi dan inovasi yang dilakukan Pemerintah Kota Pariaman melalui dinas tersebut, yang sukses dalam pengembangan pariwisata dimasa pandemi.

Rombongan berjumlah 7 orang dari Bappeda Kota Padang Panjang, yang dipimpin oleh Kabid Litbang, Januardi, disambut langsung oleh Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Dwi Marhen Yono, di ruang Tim Kreatif. Kunjungan ini merupakan kolaborasi dan strategi dalam pengembangan pariwisata Sumatera Barat setiap ada kunjungan kepariwisataan.

“Dengan adanya pengembangan pariwisata yang cukup baik, Kota Pariaman sudah banyak dikenal dengan berbagai event yang telah banyak dilaksanakan, dan berbagai inovasi dan strategi yang dilakukan oleh Dinas Parbud Kota Pariaman, menjadi alasan Bappeda Kota Padang Panjang untuk belajar dan berkunjung kesini,” ujar Januardi.

Ia juga mengatakan, Kota Pariaman sangat sukses dalam pengembangan Pariwisatanya, walaupun masih dalam pandemi Covid-19, dan ini terbukti dengan tetap tingginya minat dan kunjungan wisatawan ke Kota yang terkenal dengan budaya Tabuik nya ini.

“Karena kesuksesan Kota Pariaman ini yang terus menggeliat dengan Pariwisatanya, kita ingin menduplikasi di Kota Padang Panjang nantinya, bagaimana kiat-kiat yang dilakukan serta kebijakan yang diambil, sehingga Pariwisata Kota Padang Panjang juga semakin terkenal,” ujarnya.

Sementara itu, Kadisparbud Kota Pariaman, Dwi Marhen Yono mengatakan pihaknya menggunakan strategi 3A dan 3K. Dimana 3A tersebut adalah Aksebilitas, Amenitas, dan Atraksi, dan 3K adalah Komitmen Pimpinan, Kreatif Inovasi, dan Kerjasama Pentahelix.

“Dengan strategi 3A dan 3K inilah, yang menjadi modal dalam sektor pengembangan wisata di Kota Pariaman dan mengikuti trend kekinian, dan juga melalui berbagai foto dan video yang kita unggah di berbagai media sosial sebagai promosi,” ungkapnya.

Katanya, sedikitnya ada 5 inovasi yang dikembangkan oleh Disparbud Kota Pariaman dalam 2 tahun ini, atau masih dalam Pandemi Covid-19, yaitu yang Pertama, Aplikasi SIPAMAN (Sistem Pariwisata Pariaman) yaitu Aplikasi untuk pelayanan pariwisata bagi pengunjung (one stop tourism information) berbasis web dan android, sehingga memudahkan mereka untuk mengetahui destinasi wisata di Kota Pariaman, yang juga dilengkapi dengan Google Maps, yang dapat mengarahkan wisatawan ke tempat wisata atau destinasi yang diinginkan.

“Kemudian yang Kedua ada STIB (Sekolah Tinggi Ilmu Beruk), yang telah terkenal sampai mancanegara, Ketiga ada Lomba Video Kreatif, baik tingkat Desa/Kelurahan dan umum untuk Kota Pariaman. Keempat kita mempuntai Team Creative yang bertugas promosi melalui medsos, baik foto, video dan flyer tentang Destinasi dan event Kota Pariaman,” ujarnya

Marhen sapaan akrab Pria asli Banyuwangi ini menambahkan, untuk inovasi yang terakhir atau Kelima, adalah event PCE (Pa­riaman Culture Everyweek), berupa penampilan seni budaya tradisional dan kreasi oleh Pelajar SD, SMP sampai SMA/SMK, yang diadakan di objek-objek wisata Kota Pariaman, setiap Sabtu sore, jelasnya.

“Melalui strategi ini, tidak hanya sektor pariwisata semakin berkembang, namun akan berdampak baik untuk perekonomian masyarakat (UMKM), sambil menikmati atraksi wisata, wisatawan juga sekaligus menikmati oleh-oleh khas Pariaman, dan dengan strategi dan inovasi yang dilakukanya, telah banyak daerah yang melakukan study tiru ke Kota Pariaman. Ayo ke Pariaman, The Sunset City of Indonesia,” tandasnya mengakhiri.(***)

Exit mobile version