Seputar Pelaksanaan BBKT dan BBKS Sumatera Barat, Butuh Dukungan, Bangun Jalan Tanpa APBD

LEPAS TUKIAK—Wako Genius Umar bersama Gubernur Sumatera Barat H Mahyeldi saat melepaskan tukiak ke laut.

Dalam Bulan Bakti Ka­rang Taruna tingkat propinsi Sumatra Barat di Kota Pa­riaman, kemarin, Walikota Pa­riaman H Genius Umar meminta dukungan kepada semua pihak untuk memajukan daerahnya dalam segala bidang pemba­ngunan. Salah satunya du­kungan dari Provinsi Sumatera Barat, untuk majukan Kota Pariaman, karena dukungan tersebut sangat menentukan untuk kemajuan daerahnya.

Apalagi kesempatan ada dalam pelaksanaan puncak Bulan Bhakti Karang Taruna (BBKT) dan Bulan Bhakti Kese­jahteraan Sosial (BBKS) Pro­vinsi Sumatera Barat tahun 20­21,  di Kawasan Konservasi Penang­karan Penyu, Desa Apar, Ke­camatan Pariaman Utara.

Wali Kota Pariaman H Genius Umar menyatakan pada masa pandemi Covid-19 saat ini, dengan keterbatasan ang­garan yang ada, Pemerintah Kota Pariaman hampir setiap hari mengadakan gotong ro­yong (goro) bersama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada dan ma­syarakat “Sekarang dengan goro tersebut kita telah membuka sepanjang 6 kilometer  jalan baru yang dibangun dengan nol anggaran APBD,” terang Genius Umar. Untuk itu, ia mengatakan jalan baru tersebut masih tanah saja, apabila hujan akan becek dan air akan tergenang, jadi pihaknya me­minta dukungan dalam hal ini bantuan dari Provinsi Sumatera Barat, untuk  pengerasan dan pengaspalanya. “Jalan baru tersebut masih tanah saja pak Gubernur, jadi kalau masih ada anggaran yang ada di Provinsi, kiranya dapat untuk menimbun dengan kerekel jalan tersebut, kalau anggaranya memadai, bisa diaspal sekalian Pak Gubernur,” ujarnya. Genius juga mengatakan jalan sisi selatan Kota Pariaman ini akan banyak manfaatnya untuk mobilisasi masyarakat dan pertumbuhan daerah yang dilalui, sehingga akan men­jadikan destinasi wisata baru di Kota Pariaman. “Kita juga dalam program Water Front City (W­FC), sedang menata daerah untuk membangun kawasan pantai dan sungai yang ada, menjadi lebih menarik dan tata ruang yang eyes catching, sehingga akan semakin banyak destinasi-destinasi baru yang memanjakan bagi pengunjung dan wisatawan yang datang di Kota Pariaman ini,” tuturnya.

Orang nomor satu di Kota Pariaman ini juga meminta dukungan dari Provinsi untuk membantu program yang telah ia canangkan sejak tahun 2019 yang lalu ini, dimana telah banyak pembangunan untuk mendukung program WFC ini. “Kami di daerah terkendala dengan anggaran, tetapi saya jalan terus pada program WFC ini, karena itu banyak saya meminta dukungan dari Pe­merintah Pusat melalui Ke­menterian yang ada, begitupun juga dengan program-program dan pembangunan lainya, sehingga banyak bantuan dari pusat yang mengalir ke Kota Pariaman,” tambahnya.

Genius berharap, kola­borasi dan sinergi daerah dengan Provinsi ini, dapat terus ditingkatkan, dan ia juga me­ngapresiasi Gubernur Sumbar yang telah menunjuk Kota Pariaman sebagai tuan rumah BBKT dan BBKS Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021, karena hal ini sangat besar manfaatnya bagi masyarakat.

Setelah kegiatan tersebut Walikota Pariaman H Genius Umar bersama Gubernur Su­matra Barat melepas tukik ( anak penyu )sebanyak 100 ekor. Genius Umar menyatakan sebanyak 100 ekor tukik ini, dilepas kelaut, sebagai me­ngawali rangkaian kegiatan Puncak Bulan Bhakti Karang Taruna (BBKT) dan Bulan Bhakti Kesejahteraan Sosial (BBKS) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2021, yang ber­tempat di Kawasan Konservasi Penangkaran Penyu, Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara. “Tukik atau anak penyu ini, merupakan hewan yang menapak tilas akan kebera­daanya, karena itu, kita ber­harap 10 atau 20 tahun yang akan datang, dimana ia dilepas di kawasan konservasi penyu Kota Pariaman, mereka akan datang kembali ke kawasan ini,” ujarnya.

Seperti diketahui, Penyu merupakan hewan yang lang­ka dan telah dilindungi oleh pemerintah, karena itu, Pe­merintah Kota Pariaman meng­gagas membuat kawasan ko­n­servasi penangkaran penyu ini, untuk melindungi penyu dari kepunahan. “Dari 7 jenis penyu yang ada di seluruh dunia, 3 diantaranya ada di kawasan konservasi penang­karan pe­nyu ini, seperti Penyu Sisik (Eretmochelys Imbricata), Pe­nyu Hijau (Chleonia Mydas), dan Penyu Lekang (Lepi­docheyls Olivacea),” jelasnya.

Lebih lanjut Genius me­ngatakan bahwa kawasan ini juga dimanfaatkan untuk pe­nelitian, pendidikan, objek wisata bahari dan juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pengembangan ekonomi produktif dengan tetap mem­perhatikan prinsip-prinsip pe­manfaatan yang ramah ling­kungan dan lestari.  “Kawasan Konservasi ini menjadi tempat pelestarian penyu dan pe­netasan telur penyu yang berasal dari pulau-pulau yang telah dijadikan kawasan kon­servasi sekitar Kota Pariaman. Telur-telur dari ketiga spesies tersebut, yang diselamatkan oleh UPT Konservasi Penyu Kota Pariaman, akan ditang­karkan sampai menetas dan dirawat dengan baik, dan bila telah cukup umurnya, maka tukik atau anak penyu ini akan kita lepaskan ke laut,” terang Genius.

Dengan dilepasnya tukik ini, ia berharap ekosistem laut yang asri dan lestari di perairan laut Kota Pariaman, akan selau terjaga dengan menjaga ke­seimbangan habitat dari penyu ini agar terus ada di perairan laut Kota Pariaman. “Kawasan Konservasi Penangkaran Pe­nyu, Desa Apar ini, telah menjadi magnet bagi para peneliti dan wisatawan yang datang, dan mereka bukan hanya berasal dari indonesia saja, tetapi juga berasal dari mancanegara,” ucapnya.

Bahkan Mentari International School, Bintaro Tang­gerang, salah satu sekolah berkualitas international, selalu melakukan Field Study di Pusat Konservasi Penangkaran Pe­nyu Kota Pariaman ini, dimana kegiatan yang dilakukan ter­sebut, sudah menjadi kurikulum wajib dan menjadi agenda rutin setiap tahunnya dalam 10 tahun terakhir, ulasnya. “Semoga kita terus dapat menjaga ekosistem yang ada dilingkungan kita, dan tukik-tukik yang kita lepas dapat hidup dengan baik dan berumur panjang, sehingga mereka akan bertelur kembali ke kawasan ini, sehingga habitat penyu yang kita jaga, dapat terus ada di Kota Pariaman,” tambahnya me­ngakhiri.(***)

Exit mobile version