Satu Tahun Covid-19 jadi Momok Masyarakat, Ekonomi Membaik, Patuhi Prokes, Pelanggar Ditindak

BAGIKAN MASKER— Kasat Pol PP membagikan masker kepada pengunjung kafe saat razia prokes.

Sudah satu tahun kondisi wabah Covid-19 merajalela di seluruh penjuru dunia, begitu juga di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Akibat kondisi tersebut ambruk dalam segala bidang, salah satunya faktor ekonomi masyarakat yang menurun dratis. Namun, sekarang kondisi ekonomi masyarakat mulai menaik kembali. Akan tetapi, menjelang lebaran idulfitri masuk 1442 Hitjriah, peraturan covid kembali diperkatat dalam rangka menekan penyebaran covid di NKRI ini.

Begitu juga di Kota Pariaman saat ini pasangan Walikota Pariaman H Genius Umar dan wakilnya Mardison Mahyuddin juga perketat peraturan kesehatan dalam menekan penyebarannya.”Kita menjelang perayaan Idul Fitri 1442 H/2021 M perketat protokoler kesehatan untuk menekan penyebaran covid 19,” kata Walikota Pariaman Genius Umar, kemarin.

Katanya, memperketat protokol kesehatan (Prokes) covid-19 dilakukan berdasarkan instruksi Menteri Dalam Negeri M.Tito Karnavian saat rapat koordinasi Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan dan Penegakan Covid-19 di daerah. “Semua Kepala daerah sampai ketingkat desa harus memperketat prokes Covid-19. Hal ini dilakukan karena melihat kondisi kasus aktif sampai sekarang lebih tinggi dari pada penurunan,” ujar Menteri Dalam Negeri Tito Kanarvian.

Untuk Sumatera Barat total kasus 37380, kasus aktif 2426, total sembuh 34145, 809. Dengan melihat kondisi seperti ini, daerah yang mengalami kenaikan harus lebih memperketat prokes Covid-19.

Ada 11 provinsi di Indonesia yang mengalami kenaikan kasus positif Covid-19. Sumatera Barat merupakan salah satu diantaranya. Untuk menekan angka kenaikan, setiap daerah harus mempunyai strategi khusus. Adapun Kabupaten/Kota 10 Provinsi dengan keniakkan kasus aktif signifikan adalah Riau, Kalimantan Barat, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Barat, Lampung, NTB, Bengkulu, Kepulauan Riau, Sumatera Barat (Agam dan Kota Padang).

Ia berharap semua Kepala Daerah bertindak cepat agar perkembangan Covid-19 bisa dihambat. Jangan lelah, lengah dan selalu konsisten. Kepala Daerah harus satu komando dengan TNI, Polri, tokoh masyarakat, pemuka agama serta masyarakat untuk 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak), 3T (Tracing, Testing, Treatment), Vaksin, disiplin, kompak.

Saat itulah Wali Kota Pariaman Genius Umar menanggapi hal itu mengatakan bahwa Kota Pariaman akan siap perketat prokes Covid-19 guna menghambat perkembangan Covid-19. ”Saat ini kita sudah mulai kembali memperketat prokes di Kota Pariaman. Ini dibuktikan dengan telah dilakukannya sosialisasi dengan cara membagikan masker oleh Tim Satgas Covid-19 Kota Pariaman yang dilanjutkan dengan penindakan secara tegas dengan memberikan sanksi bagi pelanggar prokes Covid-19. Ini tidak hanya berlaku bagi warga di Kota Pariaman, pengusaha dan pengunjung cafe juga diberlakukan sanksi yang sama, “ ungkapnya.

Ia menghimbau kepada seluruh warga Kota Pariaman untuk selalu mematuhi prokes Covid-19 agar terhindar dari Covid-19. Sampai saat ini Covid-19 masih berada disekitar dan menghantui. “Mari bersama kita hambat perkembangan Covid-19 sehingga Kota Pariaman kembali berada pada zona hijau,” ujarnya.

Katanya, jangan lengah, tetap patuhi Protokol Kesehatan (Prokes), ibadah terus dilakukan, tapi Prokes harus dijalankan.

Saat ini katanya, pandemi Corona virus Disease 19 atau yang biasa disebut Covid-19 belum juga berakhir, bahkan di beberapa negara lain, virus ini menjadi semakin mewabah yang mengakibatkan tingginya angka kematian di negara tersebut.

“Di India, ada lebih dari 400.000 kasus penambahan untuk hari ini, setelah selama 10 hari berturut-turut mencatatkan infeksi harian 300.000 kasus per hari. Bahkan, kematian akibat Covid-19 di India juga melonjak menjadi 3.523 kasus selama 24 jam terakhir. Kondisi ini, dari data resmi, menjadikan total korban meninggal karena Covid-19 di India telah mencapai 211.853 kasus,” terang Genius. “Kita tidak ingin, kejadian di negara india ini juga juga terjadi di negara dan daerah kita, karena itu, kedisiplinan kita dalam mematuhi dan menerapkan Prokes harus kita tingkatkan,” ujarnya.

Genius Umar juga mengucapkan bahwa di bulan Ramadhan ini, tentu sebagai umat Islam berlomba-lomba untuk memperbanyak amal ibadah, termasuk sholat wajib dan sholat sunatnya taraweh yang diadakan di mesjid dan mushollah.

“Beribadah wajib bagi kita umat muslim, tetapi yang perlu kami tekankan agar dari uraian saya diatas, agar kita selalu menjalankan Prokes dengan baik, tidak ada tawar menawar lagi kalau masalah Covid-19 ini, karena kita menginginkan, agar Covid-19 ini dapat cepat berakhir, dan itu harus dimulai dari diri sendiri dan lingkungan kita,” ungkapnya.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19, Sonny Harry B Harmadi melalui video conference (vidcon) Rapat Pengendalian Covid-19 pasca setahun pandemi yang digelar oleh Kemendagri melalui Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan. Sonny Harry B Harmadi mengatakan secara global penambahan kasus harian Covid-19 mengalami kenaikan. “Beberapa negara mencatat lonjakan kasus, dengan penyumbang terbesar adalah India dimana pada 30 April 2021 kasus harian mencapai 380 ribu. Sementara di Indonesia sendiri sedang dalam periode tren penurunan kasus harian,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa penanganan kasus Covid-19 tidak dapat bergantung pada upaya kesehatan seperti vaksinasi dan pengobatan. Upaya penanganan Covid-19 harus dimulai dari masyarakat itu sendiri untuk dapat beradaptasi dengan situasi baru.

“Untuk itu, diperlukan sebuah konsep perubahan prilaku yang akan membantu masyarakat untuk bisa beradaptasi dengan situasi Covid-19 lebih cepat. Perubahan prilaku ini bertujuan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Masyarakat menjadi ujung tombak penanganan Covid-19 dengan mengkombinasikan 3M (masker, menjaga jarak dan mencuci tangan), dan 3T( tasting, tracing dan treatment) serta vaksinasi dilakukan secara disiplin, kompak dan konsisten,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan walaupun sudah divaksin harus tetap memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, karena belum semua orang divaksin. “Kami meminta dukungan semua komponen masyarakat dan stakeholder terkait agar mendukung agar mengedukasi masyarakat agar tidak bosan menerapkan prokes,” ungkapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Kota Pariaman, Elfis Chandra menyampaikan bahwa di Pariaman, selama setahun pandemi Covid-19 yang terhitung mulai akhir Maret 2020 yang lalu, dengan keluarnya Peraturan Presiden tentang tanggap darurat, Pemko langsung membentuk gugus tugas dan berubah menjadi Satuan Tugas (Satgas). “Selama satu tahun tersebut telah dilakukan upaya baik melalui perpanjangan tangan gugus tugas maupun satgas dalam rangka pengendalian penyebaran Covid-19 di Kota Pariaman. Upaya yang dilakukan antara lain dalam bentuk sosialisasi maupun penertiban dan penindakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,” ungkapnya.

Terkait penanganan Covid-19, dari sisi kesehatan dengan leading sektor Dinas Kesehatan telah melakukan upaya-upaya dengan melakukan testing, tracing dan treatment terhadap masyarakat yang terkonfirmasi Covid-19 maupun suspek dalam penanganan Covid-19 ini.

Koordinator Bidang Pendispilinan Penegakkan Hukum Tim Gugus Tugas Covid – 19 Kota Pariaman ini juga menjelaskan bahwa dari webinar ini, bisa menjadi evaluasi dan perbandingan juga bagi Satgas terhadap upaya yang harus dilakukan terkait Covid-19. “Dalam perkembangan Covid-19 kita harus memiliki kewaspadaan tinggi, meskipun Pariaman dalam situasi landai saat ini dengan penurunan kasus namun jangan membuat kita lengah,” ujarnya.

“Tetap waspada dan menerapkan prokes dimanapun berada dengan tetap gunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Apabila lengah maka mengakibatkan dampak lebih buruk lagi dengan lonjakan kasus yang terjadi pada negara lain,” tandas Elfis Chandra. (***)

Exit mobile version