Wakil Wali Kota Pariaman, Mardison Mahyuddin menyatakan Negara Indonesia sangat rawan bencana. Bahkan Indonesia masuk ke dalam 35 negara rawan bencana di dunia.
“Kenapa tidak sehari kurang lebih 9 kali bencana yang terjadi di Indonesia, baik bencana alam maupun bencana non-alam berupa pandemi covid-19, resiko jumlah yang terjadi sangat tinggi,” kata Wakil Walikota Pariaman Mardison Mahyuddin saat ikuti video conference rakornas bersama Presiden Joko Widodo, kemarin.
Sementara itu Presiden Joko Widodo ketika membuka rakornas penanggulan bencana tahun 2021 secara virtual menekankan pentingnya aspek pencegahan dan mitigasi bencana, serta menegaskan seluruh jajarannya dari pusat sampai ke daerah untuk mengantisipasi terjadinya bencana.
“Saya selalu mengatakan untuk menanggulangi bencana perlu adanya aspek pencegahan dan mitigasi,” ujarnya.
Jokowi juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada BNPB yang telah mendididakasikan waktunya untuk bekerja pada masa saat sekarang ini.
“Terima kasih dan apresiasi kepada BNPB yang telah mendedikasikan waktunya untuk bekerja pada masa saat sekarang ini,” ulasnya.
“Saya tegaskan, jangan sibuk membuat peraturan saja tapi sibuk di lapangan (pengendalian aspek di lapangan), seperti halnya fasilitas umum dan fasilitas sosial, dan ini perlu di kawal penuh agar sesuai dengan standar . Kebijakan untuk mengurangi resiko bencana, dan benar – benar harus terintegrasi. Tidak boleh ada ego sektoral dan ego daerah, harus terintegrasi,” tukasnya.
Kemudian Mardison Mahyuddin mengungkapkan bahwa Kota Pariaman telah mempunyai berbagai elemant yang tanggap bencana, hal ini diperlukan untuk kesiap siagaan kita di daerah dalam menanggulangi bencana.
“Kota Pariaman telah membentuk 71 KSB (Kelompok Siaga Bencana) di 71 Desa/Kelurahan, dan mempunyai beberapa Desa Tangguh Bencana, seperti Desa Naras I, Kampung Pondok, Sungai Rambai, Jalan Baru, Pasir Sunur dan Desa Kampung Jawa,” tuturnya.
“Kami juga melatih dan membentuk KSBS (kelompok Siaga Bencana Sekolah) di 6 SMA, 7 SMK, 1 MAN, dimana masing-masing sekolah dilatih 25 orang untuk manjadi KSBS ini, berarti telah ada 350 siswa yang kita latih sampai saat ini,” ucapnya lebih lanjut.
Sementara untuk pengurangan risiko bencana, Pemko Pariaman telah melakukan beberapa program kegiatan mitigasi bencana. Di antaranya melakukan pengukuran ketinggian daerah serta mempublikasikannya, membuat peta evakuasi, membangun serta memperbaiki ruas jalan yang mendukung akses evakuasi, dan melakukan simulasi tanggap bencana.
Tidak hanya dari pemerintah saja, respons terhadap tanggap darurat bencana itu juga menumbuhkan kesadaran dari masyarakat. Mereka membentuk organisasi dan lembaga penanggulangan bencana berbasis masyakarat, seperti Forum Mesjid Peduli Bencana dan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB).
Tercatat, massa yang tergabung dalam organisasi yang peduli terhadap tanggap bencana di Kota Pariaman kini jumlahnya mencapai 1.400 orang yang tersebar di 71 desa/Kelurahan di Kota Pariaman. Kelompok-kelompok ini adalah kelompok yang sudah diberikan pelatihan kerelawanan siaga bencana dari BPBD Kota Pariaman, ungkapnya mengakhiri. (efa)