Laporan : Efanurza, Kota Pariaman
Atraksi budaya ta buik atau batabuik setiap tahun terus dilaksanakan Pemko Pariaman. Tabuik dapat menggaet kunjungan wisata ke Kota Pariaman setia tahun meningkat. Dengan tabuik ekonomi masyarakat juga meningkat. Namun tabuik 2020 biasanya dilaksanakan setiap 1 hingga 10 Muharram batal dilaksanakan tahun 2020, karena kasus covid -19 . Sebab, agama mengajarkan jika kegiatan lebih banyak mudaratnya maka hendaknya kegiatan itu ditunda.
Atas dasar itulah atraksi budaya tabuik atau batabuik tabuik 2020 batal dilaksanakan. Persoalan penundaan tabuik semua pihak telah melaksanakan rapat dengan Kerapatan Adat Nagari (KAN) V Koto Air Pampan tentang tabuik tahun ini ditunda menjadi tahun depan.
Sebab, biasanya dalam pesta budaya Tabuik di Pariaman dilaksanakan sejumlah kegiatan mulai 1 Muharram dengan kegiatan puncak yaitu pada 10 Muharram dengan agenda mambuang Tabuik ke laut. Dalam rentang waktu tersebut terdapat sejumlah kegiatan yang memancing kunjungan dari wisatawan.
Sementara Wali Kota Pariaman, Genius Umar mengatakan pihaknya mendukung langkah kedua KAN tersebut yang menunda kegiatan Batabuik karena memahami kondisi yang saat ini. “Kami atas nama perintah menyambut baik atas keputusan tokoh masyarakat karena melihat kondisi pandemi COVID-19 yang masih belum kondusif,” ujarnya.
Namun untuk tahun 2021 tabuik tentu digekar dengan melaksanakan standar protokoler kesehatan. Untuk mengganti kegiatan batabuik Pemko Pariaman akan menggelar forum diskusi untuk mengevaluasi dan mematangkan persiapan batabuik di Pariaman pada 2021. Dengan forum diskusi tersebut dan pandemi COVID-19 usai, lanjutnya maka batabuik yang dilaksanakan 2021 akan lebih meriah dari tahun sebelumnya.
Wali Kota Pariaman Genius Umar di Acara “Focus Group Discussion (FGD) Tim Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) tabuik pasca pandemi covid-19. Berdasarkan hasil rapat pada hari Kamis tanggal 16 Juli 2020 antara Pemerintah Kota Pariaman dengan Kerapatan Adat Nagari (KAN), Tuo Tabuik Pasa dan Tuo Tabuik Subarang, serta Niniak Mamak dan tokoh masyarakat Kota Pariaman.
Maka untuk tahun 2020 pesta budaya tabuik Piaman ditiadakan, karena terjadinya wabah covid-19 dan mengantisipasi terjadinya penyebaran covid-19 tersebut terhadap masyarakat yang disebabkan oleh kerumunan.
Terkait hal tersebut, hari ini Pemerintah Kota Pariaman melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman mengadakan kegiatan “Focus Group Discussion (FGD) Tim Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Tabuik Pasca Pandemi Covid-19. Kegiatan tersebut dibuka oleh Walikota Pariaman Genius Umar, didampingi oleh Kepala Disparbud Kota Pariaman Dwi Marhen Yono, dan peserta FGD yang terdiri dari Tuo Tabuik Subarang, Tuo Tabuik Pasa, Tokoh Masyarakat Kota Pariaman, Bundo Kanduang, Sekretaris LKAAM Kota Pariaman, dan OPD Terkait.
Genius Umar menyampaikan dalam sambutannya diacara tersebut, “Saat ini pariwisata menjadi salah satu trend yang berkembang cukup pesat di Kota Pariaman, dan dianggap sebagai industri yang cukup menjanjikan. Hal tersebut dikarenakan pariwisata memiliki banyak manfaat bagi masyarakat juga daerah baik dari segi ekonomi, budaya, lingkungan, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Salah satu event yang paling menjanjikan untuk meningkatkan ekonomi kreatif yang ada di Kota Pariaman adalah pesta budaya tabuik, yang digelar oleh anak nagari setiap tahunnya di bulan Muharram. Tapi karena pandemi covid-19 masih dalam posisi 3 M (Menjaga jarak, Mencuci tangan, dan Memakai masker) maka untuk tahun 2020 pesta budaya tabuik ini kita tiadakan.
“Bagaimana kedepannya untuk tahun 2021, apakah pesta budaya tabuik ini juga kita tiadakan ?, semua itu tergantung dari hasil diskusi yang dilakukan oleh para tuo tabuik, niniak mamak, bundo kanduang, dan Kepala Disparbud Kota Pariaman yang hadir pada hari ini,” ujar Genius.
Lebih lanjut dikatakan Genius, seandainya event tabuik tetap dibuat tahun depan tapi pandemi belum berakhir, lakukanlah kegiatan tersebut dengan menetapkan standar protokol kesehatan dan prosedur yang sesuai.Karena sulit mencari di Indonesia ini ada satu event yang menyedot banyak perhatian orang, karena pesta budaya tabuik ini diundang atau tidak diundang mereka tetap akan datang, dan orang rantaupun jauh-jauh hari menjadwalkan pulang kampung untuk melihat pesta budaya tabuik ini. “Dalam FGD ini saya minta tuo tabuik menyampaikan ide-ide mereka, seperti apa tahun depan tabuik ini digelar. Yang pasti protokol kesehatan harus tetap diperhatikan, dan kita sama-sama berdoa semoga tahun depan pandemi ini segera berakhir agar event yang menjadi kebanggaan masyarakat kota pariaman bisa digelar kembali,” tutup Genius Umar.
Sekretaris LKAAM Kota Pariaman Priyaldi menyatakan bahwa kesimpulan dari acara FGD ini adalah untuk pesta budaya tabuik tahun 2021 belum pasti untuk diadakan karena melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu, dan juga izin resmi dari Satgas Covid-19. “Jika secara resmi pemerintah kota telah menyatakan Indonesia bebas covid-19, maka pesta budaya tabuik di kota pariaman akan dilaksanakan tahun 2021, namun apabila covid-19 belum berakhir walaupun kota pariaman dinyatakan bebas covid-19, tetap pesta budaya tabuik ini tidak diadakan karena takut nantinya kota pariaman akan menjadi cluster baru penyebaran covid-19 akibat terjadinya kerumunan di acara tersebut,” jelas Priyaldi.
Priyaldi menambahkan, generasi muda yang hadir diacara tersebut juga menolak untuk diadakannya pesta budaya tabuik tersebut jika belum ada izin keramaian resmi dari pemerintah. Mereka takut nantinya akan menambah penyebar luasan covid-19 di kota pariaman oleh para generasi milenial, karena menurut mereka generasi mileniallah yang paling banyak menonton acara tersebut, generasi milenial juga yang banyak melanggar protokol kesehatan covid-19.
Sementara itu tuo tabuik pasa , tuo tabuik subarang , niniak mamak, tokoh masyarakat Kota Pariaman, dan Bundo Kanduang sepenuhnya menyerahkan keputusan tersebut kepada pemerintah kota, kalau memang tidak memungkinkan pesta budaya tabuik tersebut diadakan jika hanya menambah masalah saja dimasa pandemi ini. (***)
Komentar