Pasca banjir Wabah Penyakit Mengintai

LIMAPULUH KOTA, METRO–Pasca banjir di Nagari Pangkalan dan Gunuang Malintang di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota Minggu-Senin (7-8/2) menyisakan tumpukan lumpur, pasir dan bebatuan di dalam rumah masyarakat.

Kini, masyarakat terdampak bencana banjir luapan Batang Manggilang, Maek, Samo dan Kasok, Selasa (9/2), sudah mulai merasakan gatal-gatal akibat dua hari terendam banjir. Tentu saja, wabah penyakit pascabanjir seperti diare, muntaber dan penyakit kulit lainnya menjadi kekhawatiran ribuan masyarakat Pangkalan terdampak banjir.
Bukan hanya masakan siap saji seperti mi instan, nasi bungkus dan pakaian yang dibutuhkan ribuan masyarakat Nagari Pangkalan dan Gunuang Malintang. Tetapi juga membutuhkan dokter dan tenaga medis serta obat-obatan untuk menjaga kesehatan warga dari berbagai penyakit mengintai pascabanjir.

Wali Nagari Pangkalan Diswanto mendesak Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumbar dan Indonesia untuk memberikan bantuan berupa makanan siap saji dan dokter serta tenaga medis bersama obat-obatan untuk masyarakat terdampak banjir.

Mengingat, saat ini masyarakat sudah mulai merasakan gatal-gatal akibat dampak banjir. Kemudian yang mengkhawatirkan masyarakat adalah wabah penyakit diare, penyakit kulit dan lainnya pascabanjir.
”Saat ini warga kita sudah beraktivitas membersihkan rumah masing-masing dari tumpukan material longsor seperti lumpur dengan ketinggian 10 centi meter. Kemudian masyarakat dibantu dengan BPBD Damkar untuk menyiram lumpur di fasilitas umum seperti masjid, kantor Polsek, Puskesmas, dan sekolah. Warga kita memang butuh bantuan berupa makanan siap saji dan tenaga medis serta obat-obatan,” jelas Wali Nagari Pangkalan, Selasa (9/2).
Wali nagari meminta pemerintah melakukan cek kesehatan secara gratis kepada masyarakat terdampak banjir. Tentu saja, agar pascabanjir masyarakat sekitar 2.000 KK di Jorong Pasa baru, Tigo Balai, Pauh Anok, Pasar Usang, Koto Panjang, Lakuak Gadang dan Lubuak Nago di Nagari Pangkalan, dapat mengetahui kondisi kesehatannya.
”Memang bantuan berupa makanan siap saji, pakaian sangat dibutuhkan. Tapi yang mengkhawatirkan kami soal kesehatan masyarakat. Kami meminta agar pemerintah menyediakan dokter kemudian tenaga spesialis beserta obat-obatan. Kita juga meminta dilakukan cek kesehatan gratis bagi masyarakat korban banjir,” jelas wali nagari.
Hal serupa juga disampaikan Camat Pangkalan Andri Yasmen, di mana masyarakat Nagari Pangkalan dan Gunuang Malintang sudah mulai merasakan gatal-gatal akibat dampak banjir. ”Memang masyarakat sudah mulai merasakan gatal-gatal. Dan kita khawatirkan wabah penyakit pascabanjir seperti diare, penyakit kulit dan gatal-gatal. Untuk itu kita sudah mendirikan posko kesehatan di Gunuang Malintang dan Puskesmas Pangkalan untuk pemeriksaan kesehatan secara gratis,” jelas Camat Pangkalan.

Meski sudah didirkan posko kesehatan pascabanjir, namun camat mengkhawatirkan minimnya tenaga medis dan dokter spesialis kulit dan penyakit pascabanjir serta obat-obatan. ”Kita mendorong adanya bantuan dokter, tenaga spesialis, dan obat-obatan, sehingga masyarakat betul-betul mendapatkan penanganan medis yang cukup,” pinta camat pascamenerima bantuan dari Anggota DPD RI Hj. Emma Yohanna.

Tidak hanya menjadi perhatian wali nagari, camat, tetapi Pj Bupati Limapuluh Kota Yendri Tomas, sudah menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan untuk menyebarkan dokter keberbagai daerah terdampak banjir untuk melakukan antisipasi penyakit pasca banjir.

”Kita sudah menyebar dokter ke berbagai daerah terdampak banjir. Karena di Limapuluh Kota ada 6 daerah terkena banjir, sehingga penyakit pascabanjir menjadi pokus kita di samping bantuan makanan siap saji, dan pakaian bagi warga terkana banjir,” jelas Pj Bupati Limapuluh Kota yang baru saja dilantik. (us)

Exit mobile version