Selain itu, dia juga menyoroti pentingnya peran Kementerian Agama dan para penyuluh agama dalam mendukung program ini. “Penyuluh agama memiliki kedekatan emosional dan kepercayaan dari masyarakat. Kami mengajak mereka menjadi mitra strategis dalam mengedukasi masyarakat bahwa imunisasi adalah bagian dari tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjaga amanah berupa anak-anak kita,” tegasnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Maizon Satria, menyampaikan bahwa pada semester I tahun 2025, cakupan imunisasi dasar lengkap di Kota Payakumbuh masih belum memenuhi target nasional.
Hal ini menurutnya menjadi perhatian serius mengingat tingginya risiko penyakit menular yang dapat dicegah melalui imunisasi. “Kegiatan ini merupakan bentuk sinergi nyata dan komitmen bersama untuk meningkatkan cakupan imunisasi. Kami akan memfasilitasi komitmen tertulis antar mitra sebagai bentuk tanggung jawab kolektif dalam perlindungan anak-anak Indonesia,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pendekatan yang digunakan dalam upaya ini adalah pendekatan pentahelix, yang melibatkan lima elemen utama yakni pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI), media, komunitas, serta sektor pendidikan dan dunia usaha.
Senada dengan itu, Ketua Pelaksana kegiatan Juli Juwita, menjelaskan bahwa rendahnya cakupan imunisasi pada bayi, balita, dan anak usia sekolah menjadi latar belakang utama pelaksanaan kegiatan ini.
Selain itu, munculnya isu halal-haram serta masih rendahnya pemahaman masyarakat terkait pentingnya imunisasi menjadi tantangan yang harus diatasi bersama. “Melalui kegiatan ini, kami berharap semua pihak yang hadir bisa menyatukan langkah untuk memastikan anak-anak Payakumbuh terlindungi dan sehat,” tandasnya.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan OPD, komite sekolah, penyuluh agama, tokoh masyarakat, serta perwakilan sektor swasta dan organisasi masyarakat. (uus)
















