SUKARNOHATTA, METRO –Beredarnya video yang diduga memperlihatkan perilaku LGBT antara dua remaja pria di Kota Payakumbuh memicu gelombang keprihatinan dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat, Majelis Ulama Indonesia (MUI), hingga anggota DPRD Kota Payakumbuh.
Peristiwa yang viral tersebut dianggap sebagai tamparan moral bagi seluruh unsur masyarakat, termasuk pemerintah daerah, tokoh adat, alim ulama, cerdik pandai, orang tua, dan guru. Selain mencoreng citra daerah, kejadian itu juga menunjukkan adanya kemerosotan nilai moral dan keagamaan di kalangan generasi muda.
Anggota DPRD Kota Payakumbuh dari Fraksi Partai Golkar, Wirianto, menyampaikan keprihatinannya dan meminta agar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) lebih tegas dalam menegakkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Penyakit Masyarakat (Pekat).
“Kita sangat prihatin dengan beredarnya video dugaan penyimpangan seksual ini. Ini bukan hanya mencemaskan, tetapi juga memalukan. Peristiwa seperti ini adalah alarm keras bagi kita semua,” ujar Wirianto, Senin (7/7).
Ia menegaskan bahwa degradasi moral yang terjadi tidak boleh dibiarkan. Menurutnya, kondisi ini perlu menjadi perhatian serius karena jika dibiarkan, dikhawatirkan akan memicu konsekuensi sosial dan spiritual yang lebih luas.
“Kalau ini terus terjadi, bukan tidak mungkin Allah menurunkan bencana sebagai peringatan. Kita sudah sering menerima laporan masyarakat terkait aktivitas remaja di tempat gelap seperti kawasan Batang Agam hingga larut malam,” lanjutnya.
















