JAKARTA, METRO–Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan kalau pembinaan siswa-siswi nakal melibatkan tentara dan polisi di barak militer, bukan merupakan pendidikan militer. Hal tersebut disampaikan oleh Dedi Mulyadi saat mengunjungi Kodim 0610 Sumedang untuk melihat para siswa SMP yang akan mulai menjalani pendidikan di barak militer.
Usai berbincang dengan sejumlah siswa SMP, Dedi diwawancarai oleh para awak media mengenai durasi pendidikan. “Yang punya metodologi Bupati, karena ini pengelolaannya di bawah Bupati, Pak Dandim, diawasi Pak Danrem,” tuturnya dilansir dari Radar Bogor (Grup JawaPos).
Dedi Mulyadi menyebutkan, jajaran Polri juga akan ikut mengawasi. Nantinya, di barak militer, para siswa nakal akan diberikan pembekalan mengenai aturan lalu lintas, menghilangkan kebiasaan naik motor (sebelum usianya) dan kebiasaan main game.
Kemudian, Dedi menyampaikan dari sisi metodologi sudah sangat baik. “Psikologi, tes kesehatan, cakupan gizi, berat badan, itu menjadi dasar utama bagaimana nanti sebelum masuk dan sesudah masuk perubahannya,” jelasnya.
Dedi menegaskan, hal ini menunjukkan ke publik, bukan pendidikan militer. “Ini adalah pendidikan kedisiplinan siswa agar siswa mau minum air putih, agar siswa mau makanan bergizi, bernutrisi, mau berolahraga,” paparnya.




















