Rosniati pun berharap agar program JKN ini terus berjalan dan bisa mempertahankan kualitas pelayananya yang saat ini sudah sangat baik. “Kesehatan itu mahal, tapi dengan BPJS Kesehatan kami merasa terlindungi. Program JKN sangat membantu kami yang sudah lanjut usia ini dan saya berharap agar kualitas pelayanan saat ini bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan,” tambah Rosniati.
Rosniati dan keluarganya merupakan peserta JKN segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI), yang iuran setiap bulannya dibayarkan oleh Pemerintah. Rosniati mengaku tidak pernah menyangka bahwa manfaat dari program ini bisa sedekat dan sebesar itu dampaknya terhadap kehidupan keluarganya. “Dulu kami pikir BPJS Kesehatan hanya buat kalau sakit ringan, ternyata bisa bantu operasi besar seperti katarak ini, bahkan sebanyak dua kali tanpa keluar biaya sedikit pun. Mudah-mudahan Pemerintah terus mempertahankan program JKN ini,” tutup Rosniati.
Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Payakumbuh, Defiyanna Sayodase, mengungkapkan bahwa kisah seperti yang dialami Rosniati bukanlah hal yang langka. Menurutnya, setiap hari ada ribuan peserta JKN yang mendapat manfaat nyata dari layanan kesehatan, mulai dari pemeriksaan ringan hingga tindakan medis kompleks seperti operasi katarak, bedah jantung, hingga cuci darah.
“Program JKN adalah bentuk gotong royong masyarakat Indonesia dalam menjamin akses layanan kesehatan. Kita ingin tidak ada lagi warga yang menderita hanya karena tidak mampu membayar biaya pengobatan,” ujar Defiyanna.
Defiyanna menambahkan, operasi katarak menjadi salah satu layanan yang cukup banyak dimanfaatkan oleh peserta JKN, terutama di wilayah dengan populasi lanjut usia. Di Kabupaten Lima Puluh Kota sendiri, BPJS Kesehatan rutin melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan rumah sakit demi memastikan program JKN berjalan dengan baik dan optimal. (uus)
















