Humairah Azzahra Oktari Butuh Uluran Tangan Orang Dermawan

DIPELUK IBU—Humairah Azzahra Oktari bayi masih usai dua bulan saat dipeluk sang ibu tercinta Tari Fitriana.

PAYAKUMBUH, METRO–Kondisi memprihatinkan dialami Pasangan Sua­mi Istri (Pastri) muda di Kelurahan Payobasung Kecamatan Payakumbuh Timur Kota Payakumbuh. Pasutri bernama Ranggi Oktafera (28) dan Istrinya Tari Fitriana (28), buah cinta mereka yang masih bayi berusia dua bulan tidak bisa hidup seperti layaknya bayi seusianya.

Bayi perempuan bernama Humairah Azzahra Oktari itu mengalami kesulitan bernafas sejak lahir, sebab terdapat tulang rawan yang membentang di dalam hidungnya. Selain itu, bayi cantik yang memiliki rambut hitam tebal itu tidak bisa langsung menerima asupan ASI eksklusif dari sang ibu, sebab untuk menyusu Azzahra harus menggu­nakan Sonde, semacam alat atau selang yang dimasukkan kedalam hidung. Kondisi itu membuat pernafasan Azzahra terganggu.

Tidak itu saja, penderitaan anak pertama buruh heler atau penggilingan padi itu juga diperparah dengan kondisi empeng/kompeng yang harus terus terpasang untuk membantu pernafasan.

Menurut Dokter, kondisi yang dialami oleh anak pertama Ranggi Oktafera dan Istrinya Tari Fitriana, adalah Atresia Koana, yakni kondisi bawaan be­rupa penyumbatan pada saluran napas hidung ba­gian belakang yang terjadi akibat kegagalan per­kembangan lubang hidung. Penyumbatan ini dapat berupa tulang atau jaringan lunak yang tidak normal. Atresia koana dapat memengaruhi satu atau kedua sisi hidung.

Sementara untuk bisa menjalani operasi, Berat Badan (BB) bayi mungil itu harus mencapai 5 Kilogram. Hal itulah saat ini yang menjadi beban fikiran Pasutri itu tiap harinya, karena untuk bisa ‘memompa’ berat badan Az­zah­ra dengan asupan su­su butuh biaya yang tak sedikit, sementara pendapatan Ranggi sebagai buruh harian di penggilingan padi/Heller belum mampu untuk membeli susu terbaik untuk buah cintanya itu.

“Kami kesulitan untuk bisa melakukan operasi terhadap anak kami (Azzahra), sebab syarat ia bisa dioperasi adalah berat badan mencapai 5 Kilogram, sedangkan saat ini berat badannya hanya 3,6 Kilogram. Kami terus ber­upaya agar berat badan itu bisa tercapai, namun apa daya untuk membeli susu formula kami sangat kesulitan karena harga yang mahal,” sebut

Ranggi Oktafera dan Istrinya Tari Fitriana, Selasa (24/12) bercerita dengan awak media.

Lebih jauh Oktafera mengatakan bahwa, untuk ‘memompa’ agar berat badan anaknya bisa bertambah maksimal, dibutuhkan susu formula khusus dengan harga cukup tinggi, sementara saat ini ia hanya mampu membeli susu formula sebisanya.

“Untuk mewujudkan berat badan mencapai 5 Kilogram dibutuhkan susu formula khusus, namun kami terkendala untuk membelinya, apalagi susu formula yang dibutuhkan 1 kotak ukuran sedang tiap minggunya,” tambahnya.

Karena tidak bisa memenuhi Susi formula yang dibutuhkan, berat badan Azzahra terus berkurang, bahkan sejak sebulan terakhir masuk dalam kategori Stunting.

“ Dalam satu bulan terakhir anak kami masuk dalam kategori Stunting. Mudahan kedepannya berat badannya bisa bertambah dan ia (Azzahra) bisa segera dirujuk untuk menjalani operasi di Rumah Sakit di Kota Padang.” Harapnya.

Sementara untuk biaya operasi nanti menurut Ranggi ditanggung Pemerintah melalui BPJS Kesehatan.

Direspon Cepat Sekda Kota Payakumbuh

Keluhan yang dialami Pasutti muda itu direspon cepat Sekretaris Daerah (SEKDA) Kota Payakumbuh, Rida Ananda yang mendapatkan informasi tentang kondisi bayi Azzahra.

Mantan Pj. Walikota Payakumbuh itu mengintruksikan jajarannya untuk melihat kondisi Azzahra dan membantu persoalan yang dihadapi Pasutri itu. Bila pembaca Harian Pagi Posmetro Padang terketuk hatinya untuk membantu Azzahra dapat menghu­bungi orangtuanya 0812689­20123 (Tari).

“Alhamdulillah respon cepat dari Pemerintah Kota Payakumbuh melalui pak Sekda, nantinya akan diajukan bantuan untuk biaya transportasi operasi ke BAZNAS melalui Kelurahan. Sebelumnya juga telah ada bantuan dari RT, Kelurahan dan Kecamatan.” Ucap Delfia, Aktivis Kemanusiaan di Kota Payakumbuh. (uus)

Exit mobile version