LIMAPULUH KOTA, METRO–Kepala Kantor Kemenag Lima Puluh Kota, H.Irwan, diwakili Kasubag Tata Usaha H.Ifkar, melakukan penanaman perdana Enam Ribu bibit cabe varietas Copay di Kampung Zakat, Jorong Mangunai, Nagari Ampalu, Kabupaten Lima Puluh Kota, Selasa (5/11). H. Ifkar, pada kesempatan itu memuji semangat seluruh lembaga dari berbagai unsur dalam mendampingi masyarakat dalam pembinaan dan pemberdayaan kampung zakat. Dia juga memberikan motivasi kepada mustahik zakat yang membudidayakan 6000 batang bibit cabe.
“InsyaAlloh berhasil sampai panen. Jika 6000 batang cabe, panen satu batang itu Satu Setengah Kilogram, satu kali panen, bisa sampai 9 ton, jika satu kilogram 30 ribu, maka satu kali panen petani cabe kampung zakat bisa meraup Rp 270 juta,” ucapnya memotivasi para petani cabe untuk sungguh-sungguh dan ulet.
Dia menyebut, melalui pemberdayaan yang dilakukan atau dipasamoan baik Kemenag, Pemerintah, Baznas dan Laz serta Rumah Zakat, kedepan Mustahik (penerima zakat) yang hari ini dibantu kedepan bisa menjadi Muzakki (pemberi zakat). “Harapan kita kedepan mustahik bisa menjadi Muzakki,” ucapnya.
Dengan adanya kampung zakat, jelasnya tidak hanya memberdayakan ekonomi Mustahik zakat, tetapi juga telah ikut mensukseskan program pemerintah terkait ketahanan pangan nasional khusus di Lima Puluh Kota. “Melalui kampung zakat ini, kita tidak hanya dapat merubah ekonomi mustahik menjadi Muzaki tetapi secara tidak langsung juga menciptakan ketahanan pangan nasional,” harapnya.
Sementara itu Walinagari Ampalu, Asrizal, bersyukur atas dukungan dan pendampingan yang dilakukan Kemenag, Pemda, Baznas, Laz dan Rumah Zakat, terhadap masyarakat Jorong Mangunai dengan program Kampung Zakat. “Semoga berbagai persoalan terutama di sektor ekonomi, bisa lebih baik,” harapnya.
Dikatakannya, Nagari Ampalu terdiri dari 6 jorong, dan Kampung Zakat, terdapat di Jorong Manggunai yang berbatasan langsung dengan Riau dengan hutan lindung. Dengan adanya kampung zakat pemerintah bisa dan dapat melakukan pemberdayaan ekonomi zakat sektor budidaya cabe.
Dia menyebut pada tahun 2000 Nagari Ampalu termasuk pemasok cabe terbesar di Lima Puluh Kota. Tahun 2003 karena penyakit cabe banyak sehingga produksi cabe sempat anjlok. Dan tahun 2020 kemarin dengan bibit akar kembali menggeliat. Tahun 2022 kemarin setiap hari bisa keluar cabe berton-ton di Nagari Ampalu. Dengan pemasaran Riau dan Jambi.
“Tantangan kita dengan banyaknya hasil produksi adalah tantangan harga anjlok. Sehingga harapannya kedepan dengan kampung zakat, jika hasilnya maksimal bisa diolah menjadi bubuk cabe kering. Dan kelompok tani kita sudah ikut pelatihan ditingkat Provinsi, sudah melihat pasarnya dengan produk cabe kering,” ucapnya.
Walinagari juga menyebut selain cabe, pertanian padi di Nagari Ampalu juga sangat menjanjikan. “Dulu sektor padi masyarakat setiap panen padi selalu mengeluarkan zakat. Bahkan tidak setiap tahun tapi setiap kali panen. Ini juga yang kami cita-citakan membumikan zakat ditingkat pertanian, sehingga rezkinya akan semakin berkah,” sebut Walinagari penuh semangat.
Hal senada juga disampaikan Pimpinan Baznas Lima Puluh Kota, Gusri Efendi, bersama Edrimal Dt. Ulak, memuji program Kampung Zakat di Jorong Mangunai, Nagari Ampalu. Dukungan Kemenag Lima Puluh Kota, Walinagari, Jorong, Bamus, dan tokoh-tokoh masyarakat Ampalu, yang sudah mendorong kerja-kerja pemberdayaan kampung zakat. “Kita harus punya perencanaan yang terukur, sampai nanti adanya UPZ Nagari. Bisa nanti kerjasama dengan rumah zakat, LAZ, dan nanti menjadi UPZ mandiri. Maka jika dia mandiri dia akan punya laporan sendiri, dan punya perencanaan sendiri, sehingga nanti tinggal disingkronkan dengan Musrenbang nagari, dan minimal ada Pernag,” ucapnya.
Dia menyebut dengan berbagai program yang ada seperti pertanian cabe, padi, tenun, perikanan dan lainnya, dapat mengumpulkan zakatnya melalui UPZ. “Komunikasi dan pelaporan zakat itu penting, karena ini dana umat harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan,” sebutnya.
Selain Kemenag, Baznas, Walinagari, Jorong, turut hadir dari Rumah Zakat, Kasi Penmad H.Rizki Eka Putra, Kasi Zakat dan Wakaf, Memen Efendi, tokoh masyarakat, serta kelompok petani cabe di Kampung Zakat. (uus)