LIMAPULUH KOTA, METRO–Ratusan guru TK se Kabupaten Lima Puluh Kota mengikuti Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, akhir pekan kemarin di Aula Kantor Bupati, Kawasan Perkantoran, IKK Sarilamak. Diiinisiasi Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Kabupaten Lima Puluh Kota bekerja sama dengan Penerbit Erlangga, kegiatan workshop dibuka langsung Bupati Lima Puluh Kota, Safaruddin Dt.Bandaro Rajo.
Didampingi Bunda Paud Nevi Zulvia, Bupati Safaruddin dalam sambutannya mengatakan, pembangunan SDM menjadi fokus utama Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota. “Kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif ditentukan pada awal masa pertumbuhan anak. Dinamika perubahan kurikulum khususnya dijenjang Taman Kanak-kanak dari semula Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka harus ditanggapi dengan penuh antusias oleh para guru. Para guru TK juga memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka,” ucap Bupati Safaruddin.
Bupati lebih lanjut mengatakan konsep Merdeka Belajar merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada penerapan materi yang esensial dan fleksibel sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan dan karakteristik peserta didik. “Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman guru-guru TK dalam mengimplementasikan kegiatan belajar mengajar bagi anak-anak yang mengenyam pendidikan di Taman Kanak-kanak,” harapnya.
Bupati Safaruddin juga menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa bangga karena Bunda Paud Kabupaten Lima Puluh Kota, IGTKI Kabupaten Lima Puluh Kota beserta Para Pendidik TK se Lima Puluh Kota mampu menyelenggarakan acara luar biasa ini dan bersedia dengan antusias mengikuti kegiatan seminar Implementasi Kurikulum Merdeka di jenjang TK ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Afri Efendi menjelaskan bahwa konsep Merdeka Belajar merupakan pendekatan pendidikan yang menekankan pada prinsip kemerdekaan dengan memberikan kebebasan bagi setiap individu peserta didik untuk memilih pembelajaran sesuai dengan karakteristik masing-masing.
“Merdeka Belajar teriri atas tiga komponen yaitiu komitmen terhadap tujuan, kemampuan untuk mandiri dalam menentukan cara belajar dan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar,” jelasnya.
Afri juga menjelaskan konsep Merdeka Belajar merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada penerapan materi yang esensial dan fleksibel sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan dan tarakteristik peserta didik. Ia berharap dengan mengikuti seminar ini, para pendidik memahami dan mengimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. (uus)