Angka Prevelensi Stunting di Payakumbuh 2.20 Persen

RAKOR STUNTING— Pj Wako Payakumbuh Suprayitno berfoto bersama saat Rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Payakumbuh Tahun 2024, di aula Ngalau Indah Lantai III Balaikota, Rabu (7/8).

POLIKO, METRO–Guna mewujudkan komitmen Pemerintahan Kota dalam upaya pe­nanggulangan dan pencegahan stunting di Kota Payakumbuh, maka digelar rapat koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Pa­yakumbuh Tahun 2024. Rakor yang berlangsung dia aula pertemuan ngalau indah lantai III kantor walikota Payakumbuh itu dibuka secara resmi oleh Pj. Wali Kota Payakumbuh, Suprayitno, Rabu (7/8).

Dalam arahannya, Pj. Wali Kota Payakumbuh Suprayitno,  menyampaikan sesuai dengan strategi nasional dalam penanggulangan stunting telah ditetapkan 5 (lima) pilar pencegahan stunting yaitu komitmen dan visi ke­pemimpinan, kampanye nasional dan komunikasi perilaku, konvergensi ko­ordinasi dan konsolidasi pusat dan daerah dan desa, ketahanan pangan dan gizi, pemantauan dan evaluasi.

Dijelaskannya, ada 2 (dua) aksi yang dilaksanakan pada program percepatan penurunan stunting yaitu aksi 1(satu) identifikasi sebaran stunting (analisis situasi) ketersediaan program, dan kendala pe­laksanaan intergrasi intervensi gizi dan aksi 2 (dua) menyusun rencana kegiatan (program/kegiatan) untuk meningkatkan pe­laksanaan intergrasi intervensi gizi hendaknya sinkronisasi dengan program-program yang ada di se­tiap Perangkat Daerah yang terlibat dalam percepatan penurunan stunting di Kota Payakumbuh dan memiliki komitmen bersama terutama tim yang dibentuk yaitu Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

“Terkait hal ini saya meminta intervensi stunting tidak hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja, tetapi dilaksanakan secara bersama-sama karena tingkat keberhasilan program ini sangat mempengaruhi sektor non kesehatan dalam hal ini juga perubahan pe­rilaku masyarakat,” ucap Dafrul Pasi, Asisten I bi­dang Pemerintahan dan Kesra.

Lebih lanjut, Dafrul sampaikan harapannya kepada semua peserta Rakor, agar secara bersama stakeholder untuk melakukan inovasi-inovasi.

“Hal ini agar upaya dalam pemenuhan gizi masyarakat terutama bagi mereka yang rentan stunting seperti Ibu hamil, Anak balita dan Gizi bisa terpenuhi. Dan untuk sis­tem pelaporan dari Perangkat Daerah, saya berharap supaya disampaikan tepat waktu demi ke­lancaran pekerjaan percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan secara holistik, integratif dan berkualitas yang mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilakukan secara konvergen melalui kerjasama multisektor,” jelas Dafrul mengakhiri arahannya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) dalam laporannya memberitahukan bahwa menurut data SSGI (Survei Studi Gizi Indonesia) di Sumatra Barat angka prevelensi stunting tahun 2022 berada di angka 11,3 persen dan di Kota Payakumbuh di tahun yang sama 6,2 persen, berlanjut tahun 2023 berada di angka 4,1 persen, dan tahun 2024 diangka 2,20 persen. Untuk target keseluruhan dari pemerintah secara nasional dapat menurunkan angka stunting tahun 2024 agar berada diangka 14 persen.

Ditambahkannya, ada­pun kegiatan yang telah dilaksanakan tahun 2022 antara lain pelaksa­naan 8 aksi konvergensi sebagai upaya manajerial penurunan stunting, pelaksanaan mini lokarya tingkat kecamatan, pelaksanaan rembuk stunting tingkat kecamatan, pelaksanaan audit kasus dan pelaksanaan verifikasi dan Validasi Keluarga Beresiko Stunting (KRS) de­ngan jumlah keluarga beresiko stunting di Kota Pa­yakumbuh sebanyak 287,208 KRS.

Setelah dibuka Asisten I Dafrul Pasi, Rakor berlanjut dengan kegiatan penyampaian materi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh, Wa­wan Sofianto. Dan rakor turut dihadiri oleh seluruh TPPS Kota Payakumbuh. (uus)

Exit mobile version