Warga Puah Data Koto Tinggi Hadiri Pelantikan Dodi Arestu

WAWANCARA— Dodi Arestu berserta istri saat diwawancarai wartawan usai dilantik jadi anggota DPRD Limapuluh Kota.

LIMAPULUH KOTA, METRO–Ratusan masyarakat Pu­ah Data, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh, ikut mengantarkan pelantikan Dodi Arestu, sebagai anggota DPRD Lima Puluh Kota, periode 2024-2029. Benar-benar menjadi sejarah baru bagi masyarakat Koto Tinggi.

Dua bus besar ditambah bus kecil dan mobil pribadi iringi-iringan dikawal mobil Forijder polisi membuat ra­sa optimis masyarakat akan ada perubahan untuk Koto Tinggi, makin kuat dan optimis. Musik tradisional talempong juga tidak ketinggalan mengiringi perjalanan kendaraan menuju lokasi pelantikan di gedung DPRD Lima Puluh Kota di Sarilamak.

Bagi Masyarakat Koto Tinggi ini adalah peristiwa besar karena sudah belasan tahun masyarakat berjuang agar ada tokoh mereka bisa duduk jadi anggota DPRD. Lama berharap akhirnya di tahun 2024 ini berhasil mendudukkan salah satu putra terbaiknya, Dodi Arestu.

Sebelum menuju tempat pelantikan di gedung DPRD, rombongan Dodi Arestu yang lebih kurang sebanyak 200 orang itu mampir di kantor DPC Partai Demokrat, di Jalan Raya Sumbar-Riau, Tanjuang Pati, Kecamatan Harau.

“Kenagarian Koto Tinggi punya hak suara 5000 lebih, akan tetapi selama ini kami belum ada warga kita duduk di legislatif. Dan untuk pileg kali ini masyarakat bisa le­bih kompak untuk memba­ngun dengan kekuatan sen­diri melalui wakil rakyat sendiri, Alhamdulillah berhasil,” sebut salah seorang tokoh masyarakat Koto Tinggi Satria Imam Pribadi Dt. Junjuang Bosa, Selasa (6/8).

Dia berharap kedepan mayoritas masyarakat bisa sadar dan bersatu untuk pembangunan kampuang halaman Koto Tinggi yang sudah beberapa puluh tahun “lalok” (terlelap) dan tertinggal dalam pembangunan dibanding daerah lain, kini menatap masa depan lebih cerah.

Sebagai gambaran Koto Tinggi adalah Ibu Kota PDRI penyelamat NKRI. Wilayah ini dipilih sebagai basis perjuangan PDRI karena wila­yah­nya strategis dan terpencil dengan akses yang cukup sulit untuk kendaraan umum dan besar, tapi bisa tembus ke berbagai daerah dengan jalan kaki, setapak atau kendaraan tradisional. Sayangnya keterpencilan ini awet sampai sekarang.

Untuk ke Koto Tinggi harus dicapai melalui jalan Propinsi tetapi lebarnya ha­nya 3,5 meter sehingga se­tiap berpapasan mobil harus berhenti dan mencari tempat yang lapang agar ban mobil bisa keluar jalan sebelah. Perjalanan 45 km harus ditempuh 1,5 jam. Dari dulu sampai sekarang Pusat PDRI ini masih jadi negeri yang awet tertinggal dan terpencil.

“Salah satu penyebab adalah karena selama ini kami berharap ada orang lain peduli membantu membangun Koto Tinggi dan Kecamatan Gunuang Omeh. Namun, harapan itu terlalu sulit untuk terwujud, sehingga kondisi Koto Tinggi, Gunuang Omeh, dengan segala kekayaan baik potensi SDM dan SDA, masih jauh tertinggal dibanding dengan daerah atau kecamatan lainnya,” ungkap Dodi Arestu.

Mendapat dukungan pe­nuh dari masyarakat Koto Tinggi, Gunuang Omeh, Dodi Arestu, optimis bisa membangun Koto Tinggi lebih baik dan maju dimasa yang akan datang.

“Insya Allah didukung oleh banyak tokoh masyara­kat di Koto Tinggi dan perantauan kita akan berupaya serius memperjuangkan program pembangunan ku­alitas tinggi untuk wilayah Koto Tinggi dan sekitarnya seperti Baruah Gunuang beserta wilayah terkait menuju Koto Tinggi. Koto Tinggi yang terletak di ujung Negeri di wilayah paling utara Lima Puluh Kota insya Allah akan membawa serta wilayah lain untuk maju Bersama,” sebutnya.

Dikatakannya, beberapa target pembangunan infra struktur adalah, mengupa­yakan Koto Tinggi sebagai Kawasan Strategis Nasional Pariwisata Sejarah. Perjua­ngan ini adalah perjuangan Bersama melalui pemerintah Kabupaten dan Propinsi ke Pemerintah Pusat. De­ngan fakta sejarah yang sa­ngat nyata.

“Balas Budi Pemerintah Pusat kepada Koto Tinggi Ibu Kota PDRI Penyelamat Republik” Kawasan Strategis Nasional ini akan memberi dampak besar bagi pemba­ngunan Pariwisata, Ekonomi dan SDM. Mewujudkan jalan tembus standard jalan pro­pinsi kualitas tinggi menuju Bonjol di Kabupaten Pasaman dan Palupuah Kabupaten Agam. Jalan ini adalah jalan Napak Tilas Sejarah Pejuang di Ibu Kota PDRI. Mewujudkan jalan Propinsi Suliki ke Koto Tinggi selebar 5 meter dengan standar kualitas bagus. Membangun jalan Kabupaten dari wi­layah terpencil dan sulit transportasi menuju jalan Propinsi Suliki-Koto Tinggi.

Serta program Pertanian, Pendidikan dan Adat. Serta program bantuan bagi masyarakat dalam penyelamatan kebun jeruk. Serta program lainnya untuk kepentingan masyarakat. (uus)

Exit mobile version