SUDIRMAN, METRO–Pemerhati Koperasi di Sumatera Barat, Edi Kusmana, menilai minimnya pembinaan yang dilakukan Pemerintah serta terbatasnya anggaran, salah satu yang menjadi faktor penyebab banyaknya koperasi tidak aktif seperti ada 77 koperasi tidak aktif di Kota Payakumbuh. Selain dari faktor manajemen internal koperasi itu sendiri yang masih cendrung tertutup.
“Ada dua faktor yang menyebabkan Koperasi tidak aktif, pertama faktor internal, dimana tidak melakukan pembaharuan dari aspek pendirian, kemudian juga dari segi manajemen Koperasi yang cendrung tertutup dan sistim kerja yang masih klasik. Kedua faktor eksternal yaitu pembinaan dari Pemerintah, di Kota Payakumbuh persoalan koperasi hanya diurusi bidang koperasi dan UMKM. Kemudian juga masih nimimnya pembinaan dan anggaran,” ungkap Edi Kusmana, baru-baru ini kepada wartawan.
Menurutnya, diera moderen saat ini sudah seharusnya Koperasi melakukan perubahan dan pembaharuan tidak hanya dari segi manajemen dan legalitas, tetapi juga dengan pola kerja, dimana sudah saatnya menggunakan sistim komputerisasi. “Saat ini sudah saatnya sistim komputerisasi, jadi tidak sistim kerja yang sudah klasik sudah harus dilakukan pembaharuan,” ucap Sekretaris Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) Kota Payakumbuh itu.
Dia juga menyampaikan sering kali mengajak teman-teman koperasi untuk menjadi penyalur dana bantuan dari kenterian keuangan RI melalui Pendanaan dan Pembiayaan (PIP). Namun, sebutnya lagi-lagi terkendala dengan sistim kerja koperasi yang belum menggunakan sistim komputerisasi atau masih klasik. “Saya sering ajak teman-teman koperasi untuk menjadi penyalur dana bantuan dari kementerian keuangan, tapi lagi-lagi terkendala persoalan klasik, sistim kerja koperasi yang masih klasik belum sistim komputerisasi,” ucap Direktur BMT Al Fataya, Kota Payakumbuh, itu.