PAYAKUMBUH, METRO–Ketua DPRD Sumatera Barat, Supardi, menyebut munculnya gejala sosial di tengah-tengah masyarakat seperti kemiskinan ekstrim, stunting, LGBT, Narkoba, kenakalan remaja dan busung lapar, karena hilangnya rasa peduli atau kepekaan dari individu di masyarakat akhir-akhir ini.
“Kenapa akhir-akhir ini ada sebutan stunting, kemiskinan ekstrem, LGBT, Narkoba, kenakalan remaja dan busung lapar, karena sudah hilanganya rasa kepekaan kita,” ungkap Supardi, saat membuka Bimtek pertemuan pilar-pilar sosial Kota Payakumbuh angkatan IX di salah satu hotel di Kota Bukittinggi, Senin (15/7).
Pada kegiatan yang berlangsung mulai 15-17 Juli 2024 itu, disampaikan Supardi, harusnya persoalan sosial itu di ranah minang tidak perlu terjadi. Karena masyarakat minang memiliki falsafah anak dipangku, kemanakan dibimbiang, urang kampuang dipatenggangkan. Dirumah-rumah gadang orang minang dulu, ada yang namanya rangkiang, sebagai lumbung pangan. Sehingga anak kemanakan orang minang tidak kekurangan soal pangan.
“Ketika ada ibu-ibu yang kelaparan, kita anggap itu bukan persoalan kita. Ketika kepekaan ini kita anggap biasa, maka lambat laun akan biasa saja kita lihat dan rasakan. Ada masyarakat kita di ranah Minang yang sulit beli beras hari ini, harusnya ini tidak terjadi karena kita punya rumah gadang. Maka harusnya di ranah Minang tidak ada yang namanya stunting, busung lapar, kemiskinan ekstrim,” ungkap Supardi.
Dia juga mengurai soal data HIV/AIDS dan LGBT di Payakumbuh. Kemudian soal pengguna narkoba di pedesaan Payakumbuh menjadi kota penyumbang tinggi karena berada di perlintasan. Selain itu angka perceraian di Payakumbuh cukup tinggi. Pengangguran dan persentase penduduk miskin juga cukup tinggi.
Untuk itu Supardi, mengajak semua elemen untuk berkolaborasi dalam menangani masalah sosial ini, termasuk harus ada rasa peduli atau peka terhadap warga sekitar tempat tinggal masing-masing. Bila rasa peka ini hilang, rasa tolong menolong tidak ada lagi, maka persoalan sosial ini akan semakin kompleks.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumbar, Syaifullah, diwakili Rumainur, menyebut dalam menangani masalah sosial yang akhir-akhir ini sangat kompleks, perlu sinergi dan kolaborasi semua elemen termasuk masyarakat. Dia berharap dengan adanya Bimtek bagi pilar-pilar sosial ini dapat meningkatkan SDM dalam menangani masalah sosial.
“Melalui kegiatan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam menggerakkan masyarakat dilingkungan masing-masing. Kemudian perlu koordinasi diantara pilar-pilar sosial. Dan saat ini ada 88 peserta, kita berharap ikuti dengan baik dan sungguh-sungguh. Dan kita ucapkan terimakasih kepada bapak Supardi,” sebutnya.
Pada kegiatan yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Sumbar ini, selain diikuti 88 orang peserta juga menghadirkan narasumber dari Widyaiswara BBPPKS Padang, Yazfinedi dengan tema ‘Urgensi kolaborasi dalam penanganan permasalahan sosial’. Kemudian Dr. Agus Widiatmo, dengan tema ‘Peran dan kontribusi pilar sosial dalam penyelenggaraan kesos. Kemudian juga menghadirkan narasumber dari Dinas Sosial Kota Payakumbuh, yang disampaikan Kabid Sosial, Tuti Erlina dan Mellyq Novira, yang merupakan Direktur SMART Education Training Consulting. (uus)