SUDIRMAN, METRO–Bantuan senilai 5,2 Milliar berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) akan diberikan ke Kota Payakumbuh untuk pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT) di berbagai titik di sejumlah Kecamatan yang ada di daerah ini. Bantuan tersebut merupakan usulan kepada Pemerintah Pusat pada tahun 2022. Hal itu diungkapkan anggota Komisi IX DPR-RI Ade Rezki Pratama saat membuka kegiatan advokasi KIE tentang promosi dan KIE Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam rangka percepatan penurunan stunting untuk mitra kerja dan pemangku kebijakan daerah yang di gelar di Aula BIB Kawasan Ibuah, Kecamatan Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh, Sabtu (3/6).
“Untuk Kota Payakumbuh tahun 2023 ini ada bantuan DAK APBN senilai 5,2 M untuk jalan usaha tani yang ada di 17 lokasi “ ucap Ade.
Politisi Partai Gerindra itu juga menambahkan, bantuan tersebut merupakan bantuan yang sebelumnya diusulkan pada tahun 2022 lalu. Ia berharap kedepannya bantuan atau manfaat bisa juga diberikan kepada pelaku usaha yang sebelumnya banyak terdampak akibat pandemi Covid-19.
“Bantuan yang akan diserahkan nanti merupakan usulan pada tahun 2022 lalu, semoga kedepannya bantuan atau manfaat bisa juga diberikan kepada pelaku usaha yang sebelumnya banyak terdampak akibat Pandemi Covid-19,” ucap mantan anggota DPRI-RI termuda itu.
Selain itu Ade juga terus mengajak semua pihak untuk membantu Pemerintah dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di berbagai Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat. Pencegahan stunting menurut anggota DPR-RI dua periode itu bisa dicegah sejak dini dengan perencanaan dalam berumahtangga. “Untuk stunting bisa dicegah sejak dini dengan perencanaan dalam berumahtangga,” ucapnya.
Beberapa penyebab stunting, tambah Ade, adalah tidak suksesnya program KB, ketersediaan air bersih, kecukupan gizi dan sanitasi serta keadaan atau kondisi rumah yang tidak layak huni.
Sementara Kepala DP3AP2KB Kota Payakumbuh, A. H. Agustion menyebutkan bahwa, penuntasan stunting di Kota Payakumbuh butuh bantuan semua pihak, karena keterbatasan kader. “Karena keterbatasan kader, kita semua bisa membantu penuntasan dan pencegahan stunting dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Sebab stunting tidak saja disebabkan masalah gizi dan ekonomi, namun juga disebabkan oleh pola asuh,” ucapnya.
Agustion juga menambahkan, penurunan stunting merupakan program prioritas Pemerintah saat ini yang harus dituntaskan, sebab di tahun 2024 nanti target yang ingin dicapai 14 persen. “ Untuk mencapai target 14 persen stunting di tahun 2024 nanti harus dilakukan bersama-sama, untuk itu perlu peranan semua pihak untuk ikut mendampingi keluarga yang beresiko stunting,” ucap Agustion.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota Payakumbuh itu sebelumnya juga menyebutkan bahwa, salah satu kegiatan percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan oleh Pemko Payakumbuh adalah Grebek Stunting, yaitu kunjungan kepada keluarga yang beresiko stunting dan diberikan bantuan dalam pemenuhan gizinya.
Yessy mewakili Kepala BKKB Sumatera Barat mengatakan bahwa, saat ini angka Prevelansi Stunting Nasional 21,26 persen dan diharapkan tahun 2024 bisa turun ke angka 14 persen. Dan di Payakumbuh saat ini angka Prevelansi Stunting sudah cukup baik yakni 17,8 persen. (uus)