IKUAKOTODIBALAI, METRO – Semangat puluhan anak muda mudi dan emak-emak Kelurahan Ikuo Koto Dibalai, Kecamatan Payakumbuh Utara, bergelora ketika mendengarkan motivasi terkait pariwisata dari pelaku dan penggiat pariwisata Nasional Muhammad Zuhrizul. Owner Lawang Park ini dihadirkan sebagai salah satu narasumber dalam Pelatihan Kelompok Sadar Wisata Kelurahan Ikua Koto Dibalai Kecamatan Payakumbuh Utara dengan tema ”Bersama Pokdarwis, Kita Kembangkan Wisata Edukasi di Kota Payakumbuh”.
Selain Muhammad Zuhrizul, dalam pelatihan sehari penuh di aula Kantor Camat Payakumbuh Utara itu juga menghadirkan narasumber dari owner Teoriku, Rino Kurniawan, SP. Kemudian Kabid Pemasaran Disparpora Kota Payakumbuh, Ul dan Camat Payakumbuh Utara A. Arifiyanto.
Acara yang dibuka langsung Camat Payakumbuh Utara, A.Arifiyanto sekitar Pukul 8.30 Wib itu kemudian langsung menghadirkan Owner Teoriku Rino Kurniawan, SP sebagai pembicara pertama. Rino mencerikan bagaimana membangun pariwisata yang tidak mungkin menurut orang lain, tapi akhirnya dikunjungi ribuan bahkan jutaan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Menurut Rino, Wisata berbasis masyarakat itu merupakan pembangunan pariwisata dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Konsep dasarnya adalah menempatkan masyarakat sebagai pelaku wisata. Rino menekankan, bahwa pariwisata itu tidak merusak alam, tetapi harus melestarikan alam.
”Pariwisata itu sesuai UU No 10 tahun 2009 yang pertama harus melestarikan alam, lingkungan terjaga, pemberdayaan masyarakat (jika belum melibatkan masyarakat belum pariwisata namanya), dan keterpaduan sektor daerah,” jelas pemuda yang sukses membangun objek wisata Arum jeram ini.
Dia juga menyampaikan bahwa untuk saat ini potensi pariwisata sangat menjanjikan. Tidak hanya untuk bisnis, tetapi juga pemberdayaan masyarakat dilingkungan Objekwisata menjadi masyarakat sadar wisata. Dengan adanya objek wisata maka masyarakat dari berbagai tempat, latar belakang dan status sosial akan berdatangan. Mereka tidak hanya sekedar menikmati indahnya pemandangan dan permainan diobjekwisata, namun juga menikmati kuliner daerah setempat.
”Dari data kita, Kota Payakumbuh dari segi karakteristik wisatawan berdasarkan kota yang memiliki kuliner berkualitas itu berada diurutan nomor dua disumbar setelah Bukittinggi. Dipayakumbuh kulinernya bisa dijumpai 24 jam. Kemudian Sawahlunto dan Padang,” sebut Rino.
Di sesi Kedua Penggiat Pariwisata Nasional, Muhammad Zuhrizul, semakin membakar semangat puluhan kaum muda/i dan emak-emak yang hadir. Santai namun pasti, Muhammad Zuhrizul memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami oleh masyarakat terkait pariwisata. ”Pariwisata itu cara mencari pitih paling murah. Pariwisata itu kita merancang sesuatu yang tidak ada pada orang lain.
Harus ada yang spesifik yang kita buat. Di Bali itu ada yang wisata bersih saja, memang tidak ada sampah disana,” sebut M.Zuhrizul.
Dengan cara berdialog langsung dengan peserta pelatihan M.Zuhrizul bertanya apa yang spesifik ada di Kelurahan Ikuo Koto Dibalai. Ada sungai, sawah, sampan. Kesenian ada ?. Kemudian apalagi ?. Pacu Marpati, Pacu Jawi, apalagi ?. Disampaikan Muhammad Zuhrizul, itu adalah potensi wisata yang akan menarik kunjungan dan minat wisatawan untuk datang.
Menurut motivator ulung ini, target wisatawan asing sebesar 30 juta dan wisatawan Nusantara 275 juta di Indonesia. Dan ini merupakan peluang besar bagi masyarakat untuk melahirkan berbagai potensi wisata. Tidak perlu muluk-muluk ciptakan yang sfesipik dan unik.
Saat ini permasalahan wisata masih kurangnya wisata alternatif, kurangnya hotel berbintang, kurangnya promosi digital secara masive di world online booking, belum memiliki paket homestay dengan destinasi antar daerah.
Dikatakannya, ada wisata agro dengan aktivitas wisata pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dimana wisatawan terlibat langsung dalam aktivitas pertanian seperti memetik buah Kesawah ladang, gembala ternak, mancing ikan. “Orang yang perlu sekarang itu berselfi bakodak,” sebutnya.
Muhammad Zuhrizul juga langsung turun kelokasi potensi wisata di Ikuo Koto Dibalai bersama puluhan anak muda. “Kita ingin ini menjadi kampung kreatif, atraksinya bisa ditambahkan seperti seni tradisi. Kuncinya bersih, berbicara wisata itu tidak muluk-muluk yang pertama itu yang dilihat orang adalah kebersihan. Kemudian jadikan kampung ini rapi, ambo tau pak Riza Falepi itu orangnya hebat. Kemudian kreatif. Anak-anak muda kita kreatif,” sebut Ketua Arum Jeram Sumbar ini.
Salah seorang peserta Pelatihan Armi mengaku jika daerahTaruko memiliki potensi yang indah untuk dikelola menjadi objekwisata.
”Kita ada naget jamur. Di sana ada sampan yang bisa dijadikan wisata, kemudian disitu juga ada sawah dan banyak lagi potensi yang ada,” sebutnya.
Sebelumnya Camat Payakumbuh Utara, A.Arifiyanto, menyampaikan jika daerah Taruko di Kelurahan Ikuo Koto Dibalai akan disulap menjadi potensi wisata. (us)
Komentar