LIMAPULUH KOTA, METRO–Inisiator pendiri Yayasan Ibrahim Tan Malaka (Ibratama), H Ferizal Ridwan, terus mendorong dan mengurus untuk berdirinya Universitas Ibrahim Tan Malaka di Kabupaten Lima Puluh Kota. Bahkan, dirinya optimis paling lambat pada tahun 2030 sudah ada Universitas Ibrahim Tan Malaka.
“Kita berharap 2030 Universitas Ibrahim Tan Malaka sudah ada,” begitu disampaikan H.Ferizal Ridwan, dihadapan awak media di Posko Baronggok, Tanjung Pati, Jalan Raya Sumbar-Riau, Kecamatan Harau, Lima Puluh Kota, saat menggelar syukuran telah mengukuhkan akte notaris Yayasan Ibrahim Tan Malaka dan lahirnya Palanta Sosial, bersama tokoh-tokoh Lima Puluh Kota, Kamis (28/10), pada momen Sumpah Pemuda dan Maulid Nabi Muhammad SWA.
Pendirian Universitas Ibrahim Tan Malaka, disampaikan Buya demikian Ferizal Ridwan disapa, merupakan tindak lanjut dari perjuangan dan cita-cita Tan Malaka. Bersama pewaris dan ahli waris, para pemerhati, penggiat dan tokoh yang selalu berbuat, bergerak dalam kegiatan Tan Malaka akan terus melakukan upaya untuk pemeliharaan terhadap kuburan dan rumah Gadang Ibrahim Dt.Tan Malaka termasuk buku-buku karya Tan Malaka.
Untuk pendirian Universitas Ibrahim Tan Malaka, dikatakan Buya, saat ini sudah ada tanah hibah seluas 10 hektar yang terletak di jalan lingkar Boncah Batubalang-Ketinggian, Sarilamak, Kecamatan Harau. “Saat ini, Yayasan Ibrahim Tan Malaka sedang mengurus terkait proses hibah tanah,” ucapnya.
Selain itu, Yayasan Ibrahim Tan Malaka juga akan mengurus administrasi pendirian Universitas Ibrahim Tan Malaka. “Dan Kemudian kita akan mengurus administrasi pendirian Universitas. Disamping itu, terus akan dilakukan dialog, seminar tentang Tan Malaka. Ini akan kita sosialisasikan kepada masyarakat terutama generasi muda terkait perjuangan Tan Malaka,” ucap Buya.
Mantan Wakil Bupati Lima Puluh Kota ini menyebut Yayasan Ibrahim Tan Malaka tidak hanya berfokus kepada pendirian Universitas, tapi juga bagaimana membumikan pemikiran-pemikiran Tan Malaka. Yayasan tersebut melibatkan banyak tokoh seperti, Rizki Adam (Pendiri) termasuk pihak ahli waris gelar adat Dt Tan Malaka, yakni Hengki Novaron Dt Tan Malaka.
Yayasan Tan Malaka, dikatakan Ferizal, juga akan fokus kepada gerakan-gerakan sosial seperti diskusi dan seminar untuk pemberian hak-hak kepahlawanan, sampai edukasi pelurusan sejarah kepahlawanan Tan Malaka. Sebab, menurutnya, masih banyak kalangan masyarakat yang meragukan peran dari ‘Bapak Republik’ dalam perjuangan kemerdekaan RI.
“Seperti memandang Tan Malaka berideologi kiri, karena pernah membawa partai Komunis, sampai anggapan kalau ia seorang atheis. Padahal, itu dilakukan untuk mengusir penjajah, dan Tan Malaka seorang intelektual Minangkabau yang sejak kecil dididik pada lingkungan agamais,” sebut Ferizal Ridwan.
Ferizal juga menyebut, dirinya akan menggandeng para tokoh Sumatera Barat secara umum, para pengagum dan simpatisan Tan Malaka di seluruh Tanah Air, agar terus konsisten membumingkan nilai-nilai perjuangan serta pemikiran dari penulis buku ‘Naar De Republik’ tersebut. (uus)
















