LIMAPULUH KOTA, METRO–Cuaca akhir-akhir ini tidak menentu. Siangnya panas, tiba-tiba hujan deras disertai petir, kilat dan angin kencang. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan hati-hati teritama didaerah yang rawan terjadi bencana seperti longsor, banjir dan angin kencang. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lima Puluh Kota, H Joni Amir di dampingi Kabid Kedaruratan dan Logistik, Rahmadinol, dikantornya Eks Kantor Bupati Lama di Jalan Jenderal Sudirman Kota Payakumbuh, menyebutkan perubahan cuaca yang tidak menentu patut diwaspadai. Hal itu sebutnya, guna memanimalisir terjadinya korban dan kerugian materi akibat dampak bencana.
Dia juga menyampaikan, Lima Puluh Kota memang termasuk salah satu daerah yang rawan terjadi bencana di Provinsi Sumatera Barat. Bahkan nyaris setiap tahun bencana alam berupa banjir, longsor, angin puting beliung dan kebakaran hutan dan lahan terjadi di Lima Puluh Kota.
“Perubahan cuaca dari panas kehujan kita himbau masyarakat waspada terutama yang berada di daerah rawan bencana apakah itu banjir, longsor, angin puting beliung dan pohon tumbang. Dan kita terus mengingatkan personil kita untuk waspada, siap siaga. Kemudian kita juga selalu memberitahu terkait perkembangan perkiraan cuaca dari BMKG kepada masyarakat peduli bencana melalui grub WA,” ungkap H.Joni Amir, ketika ditanya wartawan.
Disampaikannya, masing-masing kecamatan berpotensi terjadi bencana. Seperti Pangkalan dan Kapur IX, potensi bencana didaerah itu seperti banjir dan longsor. Mengingat di dua daerah itu ada aliran sungai seperti batang maek, kapur dan lainya yang acap kali meluap saat hujan deras tiba. Kemudian Kecamatan Harau, juga rawan terjadi Banjir terutama daerah Taram akibat luapan batang Sinamar. Luak dan Lareh Sago Halaban juga rawan banjir dan angin puting beliung.
“Pada umumnya semua wilayah kita rawan terjadi bencana seperti banjir akibat luapan suangi. Kemudian longsor terutama di Jalan Sumbar-Riau mulai dari Kelok 17 sampai perbatasan Sumbar-Riau Tanjuang Pauh, Pangkalan. Untuk itu kita minta juga kepada pengguna jalan Sumbar-Riau untuk terus hati-hati terutama saat hujan,” harap mantan Kabag Humas ini.
BNPB Belum Turunkan Bantuan Bencana 2019
Bencana banjir dan longsor yang hampir terjadi setiap tahun akibat meluapnya sungai, menimbulkan banyak kerusakan baik infrastruktur seperti ruas jalan, putusnya jembatan dan bangunan rumah warga yang rusak. Belum lagi areal pertanian seperti sawah, kebun dan ladang serta ternak ayam dan ikan warga. Tentu, menimbulkan kerugian materi yang cukup besar terhadap masyarakat dan daerah.
Joni Amir menyebut, terkait dengan kerusakan infrastruktur akibat bencana seperti putusnya jalan atau jembatan yang bisa ditangani oleh daerah secara darurat dilaksanakan melalui dana bantuan tidak tetap. Namun bila besar maka BPBD akan mengajukan ke-BNPB. “Sampai saat ini bantuan yang kita ajukan ke BNPB akibat bencana banjir 2019 belum turun juga ( ada beberapa titik ) semua perlengkapan ADM untuk ajuan ke-BNPB sudah masuk ke aplikasinya BNPB, Kita menunggu,” ungkapnya.
Disampaikannya, diawal kepemimpinan Bupati Safaruddin Dt.Bandaro Rajo, sudah langsung melakukan koordinasi dengan BNPB dan bertemu langsung dengan Kepala BNPB saat itu Doni Munardo. “Tentu kita menunggu saja lagi. Kalau pelayanan ketika terjadi bencana kita selalu bahu membahu dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait,” jelasnya.
Sementara terkait dengan penyebab banjir akibat meluapnya aliran sungai disampaikan Joni Amir, hal itu berkaitan dengan Daerah Aliran Sungai (DAS). “Kalau perbaikan DAS itu melalui PU, karena masalah Sungai itu balai air wilayah V dan tugasnya tentang masalah Sungai. Kalau jalan Sumbar-Riau itu kewenangan balai jalan. Dan yang BNPB berkaitan dengan bencana, kalau kajian tehknisnya tentu PU sama balai air wilayah V,” sebut Joni Amir yang dikenal dekat dengan awak media ini. (uus)




















