Alumni ADP Jerman Barat Menikam Jejak

Puluhan alumni Area Development Program (ADP) Jerman Barat yang pernah menjalankan program di Pasbar, kembali berkunjung ke daerah itu melihat perkembangan program yang dijalankan sejak 1980 silam.
”Selain judulnya reunian, kami ke sini ingin melihat bekas pembangunan yang pernah kami lakukan. Banyak pembangunan dahulu yang menjadi dasar perkembangan pembangunan saat ini,” kata Tim Leader Alumni Area Development Program (ADP) Jerman Barat, Spidel saat berkunjung ke kantor Bupati Pasbar Senin (18/2).
Ia mengatakan, sangat terkejut dengan perkembangan Pasaman Barat saat ini. Bahkan, dia merasa terkejut melihat perkembangan Pasaman Barat dan tidak mengenal Simpang Empat.
“Ini adalah nostalgia bagi kami. Tentu apa yang kami lihat ini akan kami laporkan kepimpinan. Tujuannya tentu akan ada yang bisa dikerjasamakan kedepannya,” ujar Spidel.
Rombongan alumni ADP ini berada di Pasaman Barat selama tiga hari sejak Minggu (17/2) sampai Selasa (19/2). Mereka berkunjung ke sejumlah peninggalan ADP yang dibangun seperti Bandara Pusako Anak Nagari, kompleks perkantoran Padang Tujuh, Kantor DPRD, Kantor Bank Nagari, sentra peternakan Air Runding, sentra Balai Benih Ikan dan lokasi perkebunan dan pertanian.
Sementara, Bupati Pasbar, H. Syahiran menyambut baik kedatangan rombongan alumni ADP Jerman Barat yang melihat kondisi Pasbar saat ini.
“Selamat datang dan inilah wajah Pasbar saat ini. Program ADP menjadi landasan pembangunan Pasbar saat ini,” ujar Syahiran.
Menurutnya ADP dimulai sejak 1980 merupakan salah satu program proyek pembangunan wilayah terintegrasi pertama di Indonesia yang diprioritaskan daerah terpencil. Program yang dilaksanakan berupa manajemen proyek dan perecanaan wilayah, perkembangan perkebunan, peternakan, perikanan, industri kecil dan lainnya yang mempengaruhi 200 ribu penduduk atau 46 ribu keluarga.
“Manfaat ADP sangat terasa dengan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi, perkebunan, peternakan, pertanian dan lainnya,” sebut Syahiran.
Ia menyebutkan ADP berakhir 2004 dan menjadi landasan pembangunan Pasbar yang mekar dari Kabupaten Pasaman. “Diantara peninggalan ADP saat ini masih ada adalah infrastruktur, sentra peternakan Air Runding, sentra BBI, koperasi KBPR, koperasi wanita tani dan plasma IV,” ujar Syahiran.
Ia menjelaskan pascaADP, saat ini Pasaman Barat mulai berkembang disegala lini. Saat ini sudah ada 17 perusahaan kelapa sawit dengan luas tanam 128.270 hektare dengan produksi 2.877.875 ton pada 2017.Kemudian perkebunan rakyat milik rakyat dengan luas 102.200 hektare dengan produksi 1.754.106 ton pada 2017 dan terdapat 51.100 petani sawit di semua wilayah Pasaman Barat.
“Juga ada sektor pertanian jagung dan tanaman lainnya. Bandara Pusako Anak Nagari, pelabuhan Teluk Tapang, RSUD dan sektor lainnya,” ujar Syahiran.
Ia berharap dengan kunjungan alumni ADP bisa memberikan manfaat kepada Pasaman Barat khususnya untuk pengembangan sektor perkebunan, pertanian, peternakan dan perikanan. (end) 

Exit mobile version