AGAM, METRO
Tak lama lagi Kabupaten Agam akan menghelat pesta demokrasi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tepatnya 9 Desember mendatang. Dalam perhelatan itu yang diselenggarakan sekali dalam lima tahun. Membuat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Agam, Fauzi Damrah, hendaknya Pilkada dapat dijadikan sebagai ajang dan sarana untuk mencerdaskan dan membangun karakter masyarakat Agam, agar berkualitas baik di sendi kehidupan seperti nilai-nilai keagamaannya.
”Menghadapi Pilkada nanti tergantung dari pilihan masyarakat, maka apabila masyarakat tidak cerdas hasilnya adalah para pemimpin yang tidak amanah, ingkar janji, berbohong, dan sombong artinya bahwa kita akan dipimpin oleh orang-orang yang munafik,” katanya.
Fauzi mencontohkan para pemimpin seperti itu sudah banyak dilihat berbagai macam seperti adanya siaran di televisi ataupun dalam pemberitaan koran. “Melalui pilkada atau pemilihan gubernur nantinya, kita dapat mecerdaskan dan membangun karakter masyarakat yang baik di sendi-sendi keagamaan,” ujarnya.
Dia menambahkan, mestinya masyarakat harus diberikan pencerahan tentang money politic, ada beberapa kader partai yang maju mencalonkan diri ikut dalam pilkada baik itu pemilihan bupati dan gubernur pasti menebar pesona dan menebar uang ataupun materi lainnya yang diberikan kepada para calon pemilih.
Pihaknya berpesan kepada masyarakat Agam khususnya, apabila masyarakat diiming-imingi berupa barang apapun cukup diterima tidak perlu ditolak akan tetapi harus difahami. Bahwa, pemberian itu ada pamrih, sehingga harus ditafsirkan sebagai suap maka dari itu berdosalah kalau kita apabila memilih orang yang telah memberi suap.
”Untuk membersihkan diri kita dari penerimaan suap tersebut, uang atau materi apapun yang kita terima kita berikan kepada siapa saja yang lebih membutuhkan,” ujarnya.
Selain itu, seyogyanya masyarakat harus diberikan pencerahan tentang partai politik atau golongan yang mengusung calon-calon yang maju dalam pemilihan nantinya. Sebaik apapun figur calon yang diusung oleh beberapa partai apakah mereka dari kalangan santri, akademisi, dan ustadz ataupun buya sekalipun kredibilitas mereka akan luntur seketika sistem uang yang mengaturnya.
Saat ditanyai siapa kans terkuat menjadi Bupati Agam, Fauzi menjawab, untuk itulah masyarakat harus cerdas dengan kecerdasan dalam memilih tokoh-tokoh dan pemimpin yang amanah, maka akan terbentuk dan terbangunlah karakter masyarakat yang bermartabat.
”Dalam ajaran islam menyebutkan bahwa malu adalah sebagian kecil dari iman, maka agar kita tergolong orang beriman bagi para calon pemilih dalam pilkada mendatang haruslah malu apabila menerima suap dan malu memilih orang-orang hanya pandai tebar pesona, retorika dan janji palsu. Mereka adalah orang-orang munafik yang tidak pantas memimpin masyarakat dan daerahnya,” tutupnya. (i)
Komentar