Berantas Demam Berdarah Sejak Dini

BUKITTINGGI, METRO– Sebagai kota dengan salah satu keunggulannya pelayanan di bidang Kesehatan, Pemko Bukittinggi terus berupaya memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan berbagai cara. Selain melakukan sosialisasi pada masyarakat, juga menanamkan hidup bersih di tengah-tengah masyarakat sejak usia dini.
Seperti disampaikan oleh Wali Kota Bukittinggi, H. Ismet Amzis SH ketika mencanangkan program pemberdayaan siswa mandiri pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di tingkat sekolah dasar pada Rabu (5/8) di SDN 11 Guguak Bulek, Kota Bukittinggi. Daerah ini merupakan satu-satunya kota di Sumatera Barat yang mengajak siswa di seluruh tingkatan sekolah, termasuk siswa sekolah dasar untuk turut berperan dalam pemberantasan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Program ini, menurut Ismet, merupakan usaha preventif dalam memberikan edukasi kewaspadaan DBD kepada siswa sekolah. Selanjutnya, mereka diharapkan dapat menjadi kader di rumah dan lingkungan sendiri untuk melakukan 3 M Plus setiap minggunya bersama anggota keluarga. Jika program ini berjalan dengan baik, maka akan ada sekitar 5.720 kader pemantau jentik yang tersebar di 22 SD di Kota Bukittinggi.
Namun, jumlah yang fantastis ini tidak akan bermakna jika tidak mendapat dukungan dari seluruh orang dewasa di sekitar siswa tersebut. DBD merupakan masalah kesehatan yang menimbulkan dampak sosial dan ekonomi. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah guna menekan angka penyebarannya. Seperti foging, sosialisasi 3 M Plus, menunjuk juru pemantau jentik di setiap lingkungan dan saat ini ditambah dengan pengikutsertaan siswa sekolah dalam pemberantasan DBD.
”Semua program tersebut tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh seluruh stakeholder dan masyarakat secara keseluruhan,” terang Ismet.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan, Drg Sofia Dasmauli mengatakan, kasus demam berdarah di Kota Bukittinggi dalam empat tahun terakhir terus meningkat.  Tahun 2011 tercatat 68 kasus, tahun 2012 meningkat menjadi 117 kasus, tahun 2013 juga meningkat 152  kasus dan tahun 2014 sedikit menurun sebanyak 117 kasus.
Dengan jumlah tersebut, ungkap Sofia, angka kesakitan DBD di Kota Jam Gadang mencapai dua kali lipat angka kesakitan nasional.
Pada akhir acara, juga dilakukan penandatanganan kesepakatan kerjasama program pemberdayaan siswa mandiri PSN antara sector kesehatan dan sector pendidikan. Juga diserahkan piagam penghargaan walikota kepada Kepala SDN 11 Birugo, Guru UKS SDN 08 Tarok Dipo, Juru Pemantau Jentik Posyandu Cempaka dan Petugas Fogging atas peran serta kerjasama dalam pengendalian DBD di lingkungannya. (wan)

Exit mobile version