AGAM, METRO – Untuk mempertahankan tradisi budaya dan adat di Minangkabau Nagari Koto Kaciak, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, menggelar festival silek tradisional dan tambua tansa salingka Danau Maninjau, di SMKN 1 Tanjung Raya, Sabtu dan Minggu (24-25/11).
Kegiatan ini diikuti 86 orang peserta silek tradisional dan 20 grup tambua tansa, yang diikuti pelajar SD, SMP dan SMA yang tersebar di Tanjung Raya. Festival yang bergensi ini dibuka Bupati Agam diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Agam, Isra dihadiri Camat Tanjung Raya, Handria Asmi, Wali Nagari Koto Kaciak, Syaiful Endri, ninik mamak, tuo silek salingkau danau dan lainnya.
Dalam kata sambutanya Isra menuturkan, sangat mengapresiasi kegiatan yang digelar pemerintah nagari, yang mampu melaksanakan acara dan sejalan dengan program prioritas Pemkab Agam yaitu, gerakan Nagari Madani.
Program prioritas dalam gerakan Nagari Madani salah satunya tentang pembangunan seni dan budaya Minangkabau khususnya di Kabupaten Agam. “Kami sangat bangga Nagari Koto Kaciak dan nagari salingka danau sangat merespon program ini, salah satunya melalui festival tersebut,” ujar Isra.
Menurutnya, festival, lomba dan pagelaran lainnya merupakan upaya bagaimana seni budaya Minangkabau tetap lestari, serta melihat sejauh mana kemajuan seni dan budaya yang dikembangkan selama ini.
Dikatakan Isra, untuk meningkatkan motivasi bidang seni dan budaya, sesuai arahan Bupati Agam bahwa pada 2020 akan diselenggarakan festival Danau Maninjau bertaraf nasional.
“Semoga wacana ini terjalankan dan kami harapkan dukungan dari segala unsur di salingka danau, supaya seni dan budaya minang semakin berkembang baik di Sumbar maupun di nasional,” ujar Isra berharap.
Terpisah Wali Nagari Koto Kaciak, Syaiful Endri menyebutkan, kegiatan ini digelar untuk memotivasi generasi agar tetap mencintai dan melestarikan seni budaya Minangkabau.
“Hal itu supaya semakin hidup dan berkembangnya sasaran silek baik di Koto Kaciak maupun di salingka danau, karena silek tradisi merupakan warisan dari tuo-tuo kita dulu,” ujar Syaiful.
Semoga kegiatan ini dapat memotivasi tokoh masyarakat seperti tuo silek agar dapat mengembangkan ilmunya pada generasi salingka danau. Menurutnya, saat ini kegiatan digelar tingkat kecamatan, karena keterbatasan anggaran di nagari, pihaknya berharap tahun depan skopnya diperluas ke seluruh kecamatan atau tingkat Kabupaten Agam. (pry)