Menparekraf Usul ke Pemko, Bedakan Kemasan UMKM Sanjai Limpapeh

KUNJUNGI TOKO SANJAI— Menparekraf RI Sandiaga Salahudin Uno mengusulkan kepada Pemko Bukittinggi agar membedakan kemasan UMKM Sanjai Limpapeh, saat mengunjungi toko sanjai tersebut.

DALAM lawatannya ke Kota Bukittinggi, Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mengunjungi Desa Wisata Manggih Gantiang, Kecamatan MKS, Kamis (22/4). Sandi didampingi Wako erman Safar dan Wawako Marfendi, meninjau UMKM Sanjai Limpapeh, yang merupakan salah satu UMKM binaan Pemko Bukittinggi.

Wali Kota Bukittinggi Erman Safar, menjelaskan, Sanjai Limpapeh merupakan UMKM yang berada di desa wisata Manggis Gantiang. Di mana, pada Kampuang Sanjai ini, sudah terbentuk kelompok sadar wisata, yang merupakan hasil dari pelatihan tata kelola destinasi, yang diprakarsai oleh Disparpora melalui DAK non fisik Kemenparekraf.

”Luar biasanya, Sanjai Limpapeh ini masih melestarikan sanjai asli, dengan dua rasa, gurih dan balado. Jadi pemilik mempertahankan rasa original sanjai dengan brand Sanjai Limpapeh. SKPD terkait di Kota Bukittinggin, terus berkolaborasi untuk membina UMKM Sanjai Limpapeh agar dapat dikembangkan,” ungkap Erman.

Pengelola Sanjai Limpapeh Fauzia menjelaskan, pihaknya tetap mempertahankan khas sanjai yang gurih dan balado. Meskipun masih menggunakan cara yant konvensional, per harinya, Sanjai Limpapeh mampu memproduksi 500-600 kg ubi per hari.

”Alhamdulillah dengan mandiri, kami berupaya untuk mempertahankan rasa asli dari sanjai. Pemasaran pun juga kita upayakan semaksimal mungkin dengan cara online, modsos dan juga mulut ke mulut. Kami juga dapat bantuan dari pemeritah berupa 8 unit alat produksi yang kita oleh lagi agar berfungsi maksimal dalam mendukung proses produksi kami,” jelas Fauzia.

Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengapresiasi, upaya dari UMKM Sanjai Limpapeh ini. Di mana, salah satu unggulannya, mempertahankan rasa khas dan original sanjai yang sudah terkenal dari dulu, sebagai salah satu buah tangan dari Bukittinggi.

”Memang pengelola mengaku ada kendala, harga bahan baku mulai naik, seperti minyak dan gula. Untuk cost produksi ini, perlu sentuhan bagaimana stabilkan harga dan biaya, agar tidak terkendala dalam produksi dan penjualan. Selain itu, kami dari Kemenparekraf juga usulkan gerak cepat untuk perbaiki kemasan dengan program Bedakan (Bedah Kemasan), agar tampil lebih menarik,” jelas Sandi.

Selanjutnya, Menparekraf berpesan kepada UMKM agar tetap semangat untuk bangkit dan meningkatkan perekonomian. Pengembangan usaha, butuh inovasi dan adaptasi terhadap teknologi. “Semoga kita semua terutama UMKM di Bukittinggi bisa memulihkan ekonomi dan membangkitkan semangat kita semua. Pokdarwis fokus utama, Kemenparekraf juga fokus pada desa wisata, karena menjadi program berbasis komunitas, siapkan diri dan akan langsung secara kongkrit, kemasan Sanjai limpapeh akan berbuah bentuk. Sukses untuk Sanjai Limpapeh,” ujar Sandi. (pry)

Exit mobile version