BUKITTINGGI, METRO–Kota Bukittinggi menjadi tuan rumah Festival Musik Tradisi Indonesia “Pitunang Ethno Groove”. Kegiatan ini berlangaung meriah di Stadion Ateh Ngarai, Jumat (2/8).
ýMenteri Kebudayaan (Menbud) Republik Indonesia, Dr. H. Fadli Zon, S.S, M. Sc, menjelaskan, Festival Musik Tradisi Indonesia tahun ini merupakan penyelenggaraan kedua setelah Lampung Tengah. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan membangun kembali ekosistem musik tradisi nasional di tengah arus globalisasi.
“Festival ini adalah ruang penting untuk merawat, membina dan mengembangkan musik tradisi sebagai bagian dari identitas bangsa. Kami berharap ini menjadi titik tolak kebangkitan musik tradisional di nusantara,” jelasnya.
Fadli Zon menyampaikan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 1.000 jenis musik tradisi dan lebih dari 200 alat musik tradisional yang tersebar di seluruh nusantara. Potensi ini harus terus dijaga agar menjadi soft power budaya Indonesia di kancah dunia.
Penyelenggaraan festival di Bukittinggi juga menggandeng komunitas musik tradisi Minangkabau, yang memiliki kekayaan instrumen termasuk 13 jenis alat musik tiup. Kegiatan ini mempertegas posisi Sumatra Barat sebagai wilayah strategis pelestarian budaya.
“Melalui program manajemen talenta seni budaya, kami mendorong musisi tradisi untuk bisa tampil di panggung dunia dan membawa nama Indonesia sejajar dengan bangsa lain,” lanjutnya.
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, mengapresiasi pemilihan lokasi Bukittinggi, sebagai lokasi kegiatan yang dilaksanakan Kementrian Kebudayaan. Wako juga menekankan pentingnya perlindungan hak kekayaan budaya. Khusus Bukittinggii, musik tradisi Saluang dan Kerupuk Sanjai telah memperoleh hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM.
















