AGAM, METRO–Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Drs. Edi Busti, M.Si, mendampingi Kapolres Agam AKBP Muari dalam rapat koordinasi penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) secara virtual, yang digelar di ruang rapat Kantor Bupati Agam, Senin (28/7).
Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, bersama Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, dan diikuti oleh sejumlah kepala daerah serta unsur Forkopimda dari provinsi-provinsi rawan Karhutla, seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Masing-masing daerah diminta menyampaikan laporan terkini terkait kondisi Karhutla. Untuk wilayah Sumatera Barat, laporan disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Arry Yuswandi, SKM, MKM. Ia mengungkapkan bahwa sejak Januari hingga Juni 2025, terpantau 1.896 titik hotspot di 15 kabupaten/kota di Sumbar. Hingga Juli 2025, terjadi 82 kasus kebakaran dengan luas lahan terdampak mencapai 996,34 hektare.
“Pemerintah Provinsi Sumbar telah menetapkan status tanggap darurat Karhutla, dan telah melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) pada 25–26 Juli 2025 untuk mencegah meluasnya kebakaran,” ujar Arry.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyoroti kondisi bencana di Sumatera Barat yang dinilai sangat kompleks, mengingat provinsi ini dalam setahun terakhir juga dilanda erupsi Gunung Marapi, banjir bandang, dan gempa bumi.
















