“Kami percaya bahwa pembangunan bangsa dimulai dari desa. Melalui KBA, kami ingin mendorong masyarakat untuk tumbuh secara mandiri, sehat, dan sejahtera,” katanya.
Usai acara peresmian, rombongan tamu undangan melakukan peninjauan ke beberapa unit usaha binaan FIF Group, seperti rumah daur ulang dan Raflesia Luwak Coffee, sebagai bukti konkret pengembangan ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Perwakilan Gubernur Sumbar yang diwakili Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Yozarwardi, menyebut bahwa inisiatif seperti KBA sangat dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan inklusif dan berkelanjutan.
“KBA harus menjadi model inspiratif. Namun kesuksesannya sangat tergantung pada partisipasi aktif seluruh masyarakat,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa program ini selaras dengan upaya menghadapi perubahan iklim, karena mengedepankan edukasi dan aksi nyata di tingkat lokal, baik dalam mitigasi maupun adaptasi.
“Semoga KBA ini bukan hanya menjadi tempat tinggal yang lebih baik, tetapi juga ruang tumbuh bersama yang mendorong perubahan positif,” tutupnya. (pry)




















