“Selamat kepada Bapak Aristo Munandar. Semoga beliau menjadi suri tauladan dan pemimpin yang membimbing anak kemenakan serta membawa manfaat bagi masyarakat luas,” lanjutnya.
Ia juga menegaskan bahwa gelar pangulu bukanlah sekadar simbol, melainkan sebuah bentuk kepercayaan dan tanggung jawab besar untuk membina kaum serta menjaga marwah adat Minangkabau.
“Gelar ini sarat makna, berasal dari kearifan budaya lokal yang sakral. Para pangulu diharapkan mampu berperan aktif tidak hanya di ranah adat, tetapi juga di tingkat nasional,” tutupnya.
Dengan resmi menyandang gelar Datuak Bagindo Kayo, Aristo Munandar diharapkan menjadi figur yang mampu menjembatani nilai-nilai adat dengan dinamika zaman, serta menginspirasi generasi muda dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Minangkabau. (pry)
















