“Ia tidak hanya bisa naik kuda, tapi juga merawat dan memahami karakter kuda. Semua proses ini adalah perjuangan yang panjang,” jelas Doni.
Latihan yang dijalani Najla, lanjut Doni, difokuskan untuk membentuk ketahanan fisik dan mental, dua syarat utama untuk menjadi joki profesional.
Partisipasi Najla di ajang ini tidak serta-merta. Panitia pelaksana memastikan seluruh persyaratan administratif, termasuk surat persetujuan orang tua, telah lengkap dan sah.
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, menyatakan bahwa semua dokumen dipenuhi agar keikutsertaan Najla berjalan tanpa hambatan.
“Panitia bersama tim steward memastikan semua aturan diikuti. Ini bentuk dukungan kami terhadap bakat muda,” ujar Ramlan.
Kemenangan Najla bukan hanya soal siapa tercepat di lintasan, melainkan menjadi simbol kemajuan peran perempuan dalam dunia pacuan kuda Sumatera Barat. Ia membuka ruang diskusi baru tentang potensi joki wanita di ajang-ajang resmi dan bergengsi.
Dengan prestasi yang diraihnya, Najla kini diakui sebagai ikon baru joki perempuan Sumbar yang menembus batas ekspektasi dan menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda lainnya. (pry)
















