Langkah proaktif ini diharapkan dapat memastikan kesiapan daerah dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Sementara Kepala BNPB Letjen. TNI.Suharyanto, menyampaikan sebaran kejadian bencana alam periode 1 Januari-8 Maret 2025 mencapai 614 kejadian.
“Dari 614 kejadiannya sebanyak 421 bencana adalah banjir, 103 cuaca ekstrim, 58 tanah longsor, 25 karhutla dan gelombang pasang serta abrasi 3,” ujarnya.
Suharyanto menghimbau kepada seluruh kepala daerah untuk memperhatikan 8 langkah mitigasi dan kesiapsiagaan Bencana Hidrometerologi.
“Adapun langkah-langkah yakni, melakukan penetapan status siaga darurat, laksanakan apel kesiapsiagaan, periksa, siagakan dan gelar alat perangkat pendukung operasi kedaruratan,” tegasnya.
Selanjutnya, selalu perhatikan cuaca, melakukan pemantauan debit sungai, tinggi muka air ,tanggul-tanggul rawan jebol dan saluran drainase, jika air cenderung naik dan hujan tidak berhenti segera evakuasi masyarakat, segera distribusikan logistik dan tetapkan status tanggap darurat segera jika terjadi bencana.
“Bencana ini merupakan hal yang sangat sensitif yang memerlukan perhatian seksama dan bersama. Untuk itu, saya berharap menjelang hari raya Idul Fitri kita bisa bersama-sama memperhatikan segala kemungkinan sehingga kita dapat terhindar dari dampak bencana alam,” sebutnya. (pry)




















