AGAM, METRO–Belasan pembudidaya ikan keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau, Agam, kembali merugi. Ikan-ikan yang mereka budidayakan mati secara massal akibat kekurangan oksigen dampak dari cuaca buruk yang melanda wilayah sekitar.
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Agam mendata jumlah ikan yang mati mencapai 75 ton. Kematian ikan ditemukan pada lima jorong di dua nagari, Tanjung Sani dan Bayua.
Kepala DKPP Agam, Rosva Deswira mengatakan, musibah kematian ikan ini dialami petani KJA sejak 13 Januari lalu. Sehari sebelumnya, wilayah salingka danau dilanda angin kencang.
“Puluhan ton ikan yang mati itu berbagai ukuran, tersebar di Jorong Lubuak Anyia, Banda Tangah dan Lubuak Kandang di Nagari Bayua, Sedangkan di Tanjung Sani tersebar di Jorong Pantas dan Muko Ja-lan,” kata Rosva, Minggu (19/1) kemarin.
Di Bayua, lanjutnya, jumlah kematian ikan mencapai 25 ton milik 12 petani KJA. Sementara di Tanjung Sani sekitar 50 ton dari 136 petak keramba milik 23 petani KJA.
Ia memprediksi, jika dikalkulasikan kerugian petani akibat kematian massal ikan itu mencapai Rp 1,875 miliar. Angka ini sesuai harga jual ikan di tingkat petani Rp 25 ribu per kilogram.
Menurutnya, sebelum mati ikan-ikan tersebut mengalami pusing atau ‘maangai’ ke permukaan danau. Kondisi ini menunjukkan bahwa ikan kekurangan oksigen di dasar danau.
Komentar