BUKITTINGGI, METRO–Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi mencatat total 764.640 kunjungan ke objek wisata berbayar sepanjang tahun 2024. Angka ini memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), yakni sebesar Rp17,5 miliar.
“Kunjungan wisata ini berasal dari dua lokasi utama yang kami kelola, yakni Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) serta Benteng Fort de Kock dengan total 604.541 kunjungan, dan Taman Panorama Lubang Jepang dengan 160.099 kunjungan,” kata Kepala Dinas Pariwisata Bukittinggi, Rofie Hendria, Jumat (10/1).
Dari total PAD tersebut, Rp14,4 miliar berasal dari TMSBK dan Benteng Fort de Kock, sementara Rp3,08 miliar dari Taman Panorama Lubang Jepang.
Meski mencatatkan PAD yang signifikan, jumlah kunjungan wisata di Bukittinggi menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2023, jumlah pengunjung di objek wisata berbayar mencapai lebih dari satu juta orang.
Penurunan ini menjadi perhatian Pemerintah Kota Bukittinggi yang terus berupaya meningkatkan daya tarik wisata. Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, sebelumnya menegaskan bahwa sektor pariwisata menjadi prioritas utama dalam misi pemerintahan saat ini.
“Misi kami adalah menjadikan Bukittinggi hebat dalam sektor kepariwisataan, seni budaya, dan olahraga. Selain itu, kami terus meningkatkan pengelolaan destinasi wisata dan perkembangan ekonomi kreatif,” ujar Erman Safar.
Ia menambahkan bahwa tingginya kunjungan wisatawan berdampak positif pada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bukittinggi. “Dengan peningkatan kunjungan, ekonomi kreatif dapat terus berkembang, menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat,” jelasnya.
Ke depan, Pemkot Bukittinggi bersama Dinas Pariwisata berkomitmen untuk terus berinovasi dalam menarik lebih banyak wisatawan, termasuk mengoptimalkan potensi pariwisata yang ada. (pry)